Ceramah Ramadhan 2021 Tentang Puasa Menjadikan Pribadi yang Bertaqwa oleh Ustadz Dr. Setiawan bin Lahuri

- 14 April 2021, 18:22 WIB
Illustrasi Bulan Suci Ramadhan 1442 H.*
Illustrasi Bulan Suci Ramadhan 1442 H.* //Chiplanay / Pixabay/

 

PORTAL PROBOLINGGO - Mendengarkan ceramah di bulan Ramadhan merupakan salah ibadah. Kali ini materi ceramah berisi tentang Puasa Menjadikan Kita Pribadi yang Bertaqwa dan indikatornya.

Materi ini dibacakan oleh Ustadz Dr. Setiawan bin Lahuri, M.A yang merupakan Wakil Rektor II UNIDA Gontor.

Materi dirangkum dari laman unida.gontor, berikut materinya.

Puasa seperti disyariatkan oleh Allah swt kepada hamba-Nya dapat mengubah diri kita menjadi pribadi bertaqwa. Sebagaimana yang termaktub dalam ayat wajibnya puasa, “La‘allakum tattaqūn”, (QS. 2:183). Inilah yang menjadi prestasi seorang hamba.

Baca Juga: Link dan Mekanisme Penukaran Uang Rp 75 Ribu di Bank Indonesia Bulan Ramadhan 1442 H

Baca Juga: Resep Menu Sahur Laksa Ayam, Hidangan Lezat dan Praktis Selama Ramadhan 1442 H

Selain menjelaskan esensi Taqwa, beliau dengan mengutip pendapat beberapa ulama muktabar juga menguraikan tentang beberapa indikator taqwa.

“Taqwa ini merupakan harapan, dalam artian, dengan puasa kita menjadi bertaqwa, bukan hanya ketika berpuasa, tapi secara terus menerus, untuk bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Taqwa juga merupakan predikat yang harus diupayakan tiap hamba”, begitu beliau menjelaskan esensi taqwa di hadapan jama’ah subuh yang terdiri dari dosen dan mahasiswa mukimin di kampus.

Taqwa memang bukan predikat yang bisa kita dapatkan dengan berpangku tangan, sekadar berharap dari Allah swt., tapi ia harus dikejar oleh seorang hamba, dengan niat tulus, ibadah yang sungguh-sungguh, dan mengaplikasikan nilai-nilainya dalam hidup sehari-hari.

4 Indikator Taqwa

Dalam ceramahnya, Ustadz Setiawan merangkum indikator tersebut dalam empat hal idikator Taqwa.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 4 Subtema 3: Pelestarian Kekayaan Sumber Daya, Halaman 148

Pertama, al-khawf minal Jalīl (rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung). Orang bertaqwa semestinya merasa selalu diawasi, kapan pun dan dimanapun. Juga mengakui bahwa selain Allah swt adalah kecil. Jika kita merasa takut pada hal-hal kecil, seperti bencana alam dan lainnya, maka selayaknya kita lebih takut kepada Dzat yang mengatur itu semua; Allah swt. Indikator ini menunjukkan bahwa puasa menghendaki peningkatan keimanan, khususnya prinsip Tauhid.

Kedua, al-‘Amal bi-t-tanzīl (beramal sesuai tuntunan Syari’ah). Disebut bertaqwa jika seseorang itu menjalankan apa yang menjadi perintah Allah swt, dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Puasa inilah latihan utama dalam menerapkannya.

Indikator ketiga, ar-Ridhā bil qalīl (ridha dengan yang sedikit). Jiwa manusia menghendaki yang banyak, obsesi tinggi, namun seringkali tidak dibarengi dengan ridha atas ketetapan Allah swt. Dengan puasa, kita diajarkan untuk menerima walaupun sedikit, bersyukur dengan apa yang didapat, serta berkeyakinan penuh bahwa Allah swt telah menciptakan segala sesuai dengan kadarnya.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Malam Ini 14 April 2021, Elsa Semakin Terpojok, Al Jujur Soal Elsa pada Mama Rosa

Indikator terakhir, al-isti’dād liyawmi-r-rahīl (menyiapkan untuk kehidupan akhirat). Ya, disebut bertaqwa jika seseorang itu memberikan prioritas untuk kehidupan yang kekal. Seperti yang digambarkan dalam sekian banyak ayat al-Qur’ān dan Hadis Nabi.

Untuk menguji ketakwaan, hendaknya kita selalu melihat ke bawah untuk hal-ihwal duniawi, dan melihat ke atas untuk perkara ukhrawi. Ketika kita punya mobil, bersyukur karena betapa banyak di sekeliling kita hanya punya motor, sepeda dan begitu seterusnya.

Melihat teman lebih alim dan shalih, kita termotivasi untuk berbuat lebih. Ia mampu bersedekah, kita pun berazam untuk melakukan yang serupa atau lebik baik darinya.

Baca Juga: Top 10 Rating Acara TV Terbaik Rabu 14 April 2021, Entong Mulai Susul Ikatan Cinta

Sungguh beruntung siapa yang mendapatkan predikat tersebut. Ia yang selain menjauhkan diri dari yang dilarang, juga mampu menghindari yang sejatinya dibolehkan.

Begitulah puasa mendidik kita. Ibadah spesial yang memberikan banyak pelajaran kepada siapapun yang mau mengambilnya. Semoga kita bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk tamu yang agung; bulan Ramadhan.

Tak lupa kita berdoa kepada Allah swt agar diberikan kekuatan dan istiqomah untuk memaksimalkan kedatangannya, dan menjadi pribadi yang lebih baik setelahnya. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x