Kultum Ramadhan 2021 tentang Malam Lailatul Qadar oleh Ustadz M Quraish Shihab

- 15 April 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi Ramadhan.
Ilustrasi Ramadhan. //Pixabay/mohamed_hassan

PORTAL PROBOLINGGO - Bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan, Salah satu keistimewaannya yaitu malam lailatul qadar atau yang biasa dikenal dengan malam seribu bulan.

Malam lailatul qadar adalah malam turunnya ayat-ayat pertama Al-Quran kepada nabi umat Islam, Muhammad.

Mulai memasuki pertengahan bulan Ramadhan, umat Islam banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

Berkaitan dengan itu, PORTAL PROBOLINGGO akan memberikan sebuah materi kultum tentang Meraih Seribu Bulan. Materi kultum ini dirangkum dari alhikmahdua.net, website resmi Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al Hikmah 2 dan dibacakan oleh Ustadz Quraish Shihab.

Baca Juga: Ceramah Ramadhan 2021 Tentang Puasa Menjadikan Pribadi yang Bertaqwa oleh Ustadz Dr. Setiawan bin Lahuri

Baca Juga: Melahirkan Anak Pertamanya Hari Ini, Begini Kondisi Kang Sora dan Putrinya

Berikut naskahnya:

Meraih Seribu Bulan

Salah satu keistimewaan Bulan Ramadhan, bahkan salah satu keistimewaan umat Islam adalah adanya apa yang kita kenal dengan Lailatul Qadar atau Malam Seribu Bulan. Konon Allah Swt. menganugrahkan untuk umat Islam Lailatul Qadar yang sebanding dengan seribu bulan itu, karena usia umat Islam lebih pendek dibanding dengan usia umat-umat yang lalu. Untuk menganugrahi umat Islam kesempatan berusia panjang, Allah Swt.

Memberikan kesempatan kepada setiap umat untuk meraih usia yang panjangtetapi dalam kualitasnya bukan kuantitasnya, karena itu, sementara ulama’ membedakan antara usia dan umur, usia adalah keberadaan Anda di pentas bumi ini dan umur adalah masa yang Anda isi untuk memakmurkan jiwa Anda. Nah, bagaimana meraihnya?

Jika Anda ingin meraih, maka perhatikanlah bahwa Al-Qur’an menjelaskan bahwa pada malam itu ada kedamaian :

تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلاَمٌ هِيَ حَتىَّ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Kedamaian, jika demikian kalau Anda ingin meraih seribu bulan itu, damailah, sebarkanlah kedamaian, damailah dengan diri Anda, damailah dengan orang lain, damailah dengan lingkungan. Jangan pernah putus asa, jangan pernah menggerutu jika Anda kehilangan sesuatu, yakinlah, bahwa Tuhan yang pernah memberi Anda sesuatu itu masih hidup dan dapat memberi Anda lebih banyak dari yang hilang.

Baca Juga: Bacaan Shalat Tarawih Ramadhan 1442 Hijriyah : Surah At- Tin Arab, Latin, dan Terjemahannya

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 SD/MI Halaman 69 Tema 8 Bumiku, Subtema 1: Perbedaan Waktu dan Pengaruhnya

Damailah dengan diri Anda dan damai juga dengan orang lain. Dengan kedamaian, kita telah melangkah untuk bertemu dengan malam yang penuh damai itu, dan ketika itu kita telah melangkah untuk meraih seribu bulan itu.

Saudara, malam seribu bulan kita impikan dan bahkan kita usahakan untuk meraihnya. Pernah istri Nabi As-Sayidah ‘Aisyah r.a. bertannya kepada Nabi “Apa yang saya harus mohonkan jika sempat bertemu dengan malam seribu bulan itu?” Nabi mengajarkannya doa dan doa tentunya harus diusahakan, yaitu:

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, maka maafkanlah aku”

Saudara, jika Anda ingin mendapatkan pemaafan dari Tuhan, damailah dengan manusia, damailah dengan lingkungan. Allah tidak akan memaafkan seseorang yang tidak bersedia memaafkan orang lain. Allah, menurut Nabi SAW. :

وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

“Allah akan membantu seseorang selama orang itu bersedia membantu orang lain”

Baca Juga: Ceramah Ramadhan 2021 Tentang Puasa Menjadikan Pribadi yang Bertaqwa oleh Ustadz Dr. Setiawan bin Lahuri

Ketika ada sementara sahabat Nabi yang enggan memberi maaf, turun ayat Al-Qur’an yang menyatakan :

أَلاَ تُحِبُّوْنَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ

“Apakah kalian tidak suka, Allah juga memaafkan kamu?”

Nah dengan maaf memaafkan itu, lahir kedamaian, paling tidak tidak kedamaian pasif.

Saudara, ada dua macam kedamaian : damai aktif dan damai pasif. Jika Anda memberikan seseorang sesuatu yang membahagiakannya, maka itu Anda telah melakukan kedamaian aktif, tapi jika Anda tidak mengganggunya, maka pada hakikatnya Anda telah memberikan kedamaian pasif. Bukankah ketika kita di dalam bus walau tidak saling menyapa -selama tidak saling mengganggu- ketika itu telah lahir kedamaian, dan itulah minimal yang diharapkan dari setiap muslim, itulah minimal yang diharapkan dari siapa saja yang ingin meraih seribu bulan.

Semoga kita dapat meraihnya, sehingga lahir kedamaian abadi di persada bumi ini. Amin.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x