Apresiasi Jokowi Jadi 'Pionir' Vaksinasi, IDI Ajak Para Pejabat Lainnya Beri Contoh

- 20 Desember 2020, 20:45 WIB
Ilustrasi vaksinasi.
Ilustrasi vaksinasi. /pixabay.com/kfuhlert

PORTAL PROBOLINGGO - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih mengapresiasi kemauan Jokowi sebagai orang pertama yang melakukan vaksinasi.
 
Menurut Daeng, saat ini peran para pemimpin dan berbagai tokoh untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin agar nantinya mau divaksinasi sangatlah  diperlukan.
 
Dikutip dari ANTARA, dalam keterangan pers pada Minggu, 20 Desember 2020 di Jakarta, Daeng mengusulkan strategi vaksinasi yang melibatkan para pemimpin, tokoh, dan orang-orang yang dianggap masyarakat sebagai panutan agar menjadi contoh bagi masyarakat. 
 
 
Hal itu karena saat ini memberikan imbauan dan penjelasan soal vaksin tidaklah efektif.
 
Dengan contoh seperti yang dilakukan Jokowi dan nantinya mungkin oleh tokoh-tokoh lain, termasuk Koalisi Relawan (Kawan) Vaksin yang dibentuk IDI, diharapkan penerimaan vaksin akan semakin besar dan bisa membentuk kekebalan terhadap kelompok virus SARS Cov-2 di Indonesia.
 
Sebelumnya, pada Rabu, 16 Desember lalu, Jokowi telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 akan digratiskan untuk seluruh masyarakat Indonesia sekaligus mengumumkan bahwa dirinya akan divaksinasi pertama kali.
 
 
Usulan Daeng itu sejalan dengan permintaan anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini saat meresmikan Kawan Vaksin.
 
Yahya meminta pemerintah, khususnya Kemenkes agar lebih banyak lagi melibatkan lapisan masyarakat dalam rangka membangun komunikasi guna memberi sosialisasi soal vaksin.
 
"Libatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, kalangan perguruan tinggi dan relawan-relawan. Di sini sangat penting kehadiran relawan, tidak saja saat pelaksanaa vaksinasi bagi yang mau, tapi menyadarkan masyarakat agar mau menerima untuk divaksinasi sebab masih ada 37 persen rakyat yang ragu untuk divaksinasi," ujarnya.
 
 
Daeng sendiri merasa aneh jika masih ada masyarakat yang menolak untuk divaksinasi mengingat vaksin lain seperti polio, cacar, dan campak telah ada sejak puluhan tahun lalu.
 
"Kami di PB IDI agak aneh jika ada orang yang menolak vaksin padahal vaksin ini hal lumrah dan sudah dilakukan sejak dulu, mungkin jika ditelusuri secara historis, semua masyarakat kita pernah divaksin," tuturnya.
 
Daeng pun senantiasa mengajak masyarakat agar bersedia divaksin karena telah melalui penjaminan mutu dan prosedur yang baik dari BPOM.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x