Sindir Pemerintah, dr.Tirta: Biar Totalitas, Sekalian Buat 'kementerian Influencer'

- 24 September 2020, 10:23 WIB
dr Tirta Mandira Hudhi
dr Tirta Mandira Hudhi //Instagram/@dr.tirta

PORTAL PROBOLINGGO - Tirta Mandira Hudhi atau yang biasa dikenal dengan dr. Tirta kembali suarakan pendapatnya terakit penanganan covid-19 di Indonesia.

dr. Tirta mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat Kementerian Influencer dan Kementerian Branding.

Usulan ini sebagai wujud kekesalan dengan sikap pemerintah yang menghamburkan uang hanya untuk menggunakan jasa infuencer guna menyebarkan informasi-informasi seputar Covid-19 untuk menenangkan hati masyarakat.

Baca Juga: Info Terkini Covid-19,Kabupaten Probolinggo Catat Tak Ada Penambahan Kematian Harian Karena Covid-19

Hal ini ia sampaikan melalui akun instagram pribadinya pada Kamis 24 September 2020.

"Negara memilih mengundang influencer. Yup. Itu realita. Influencer untuk memberitakan berita yg membuat ayem rakyat. Saya tanya, influencer2 itu emng pernah ke lapangan? Pernah di phk? Pernah rapid? Pernah swab?," tulis Tirta di keterangan instagramnya.

"Jika negara menggunakan influencer trus menerus untuk “branding” sekalian aja buat “kementerian branding” biar totalitas. Atau “ikementrian influencer”," tambahnya.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini, Kamis 24 September 2020, Ada Serial India Terbaru Ishq Mein Marjawan

Tirta mengunggah sebuah foto di instagramnya yang berisi statement sebuah media yang menurutnya kocak.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Februari 2020. Sumber media dan waktu jelas. Bukti bahwa saya bukan sebar hoax. Untung ada media yg save haha • Statement kaya gini akan terasa kocak melihat kondisi september 2020, yg dimana covid menghancurkan struktur di Indonesia baik kesehatan dan ekonomi • Saya yakin, jika yg mengucapkan ini saya / @duniamanji atau @jrxsid saya yakin akan dihujat habis habis an ???? • Dan sampe detik ini, semua masih menyalahkan “rakyat ga patuh” • Saya kasi tau. Rakyat ga patuh di lapangan itu, karena muak. Karena capek. Saya ga asal, wong sekali lagi 7 bulan d lapangan itu bukan waktu yg sebentar :) setiap ketemu warga, saya catet, saya foto • Negara memilih mengundang influencer. Yup. Itu realita. Influencer untuk memberitakan berita yg membuat ayem rakyat. Saya tanya, influencer2 itu emng pernah ke lapangan? Pernah di phk? Pernah rapid? Pernah swab? • Jika negara menggunakan influencer trus menerus untuk “branding” sekalian aja buat “kementerian branding” biar totalitas. Atau “ikementrian influencer”

A post shared by Cipeng | TIRTA (@dr.tirta) on

 

 

"Februari 2020. Sumber media dan waktu jelas. Bukti bahwa saya bukan sebar hoax. Untung ada media yg save haha" tulisnya.

"Statement kaya gini akan terasa kocak melihat kondisi september 2020, yg dimana covid menghancurkan struktur di Indonesia baik kesehatan dan ekonomi".

Baca Juga: Info Terkini Covid-19 di Dunia 24 September 2020, Secara Global Kasus Positif Tembus 32 Juta Kasus

"Saya yakin, jika yg mengucapkan ini saya / @duniamanji atau @jrxsid saya yakin akan dihujat habis habis an ????" tambahnya.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Berita DIY dengan judul  Dokter Tirta Usul Pemerintah Bikin Kementerian Influencer: Rakyat Tidak Patuh Karena Muak

Tirta menambahkan penyebab rakyat yang tidak taat aturan untuk menjalankan protokol kesehatan karena merasa sudah muak dengan sikap pemerintah.

"Dan sampe detik ini, semua masih menyalahkan “rakyat ga patuh”. Saya kasi tau. Rakyat ga patuh di lapangan itu, karena muak. Karena capek. Saya ga asal, wong sekali lagi 7 bulan d lapangan itu bukan waktu yg sebentar :) setiap ketemu warga, saya catet, saya foto" ujar Tirta.

Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan temuannya soal anggaran pemerintah untuk membayar jasa influencer.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam Hari Ini, Kamis 24 September 2020 Rp1.058.000 Per Gram di Pegadaian

ICW menyebut pemerintah diduga menggelontorkan anggaran Rp 90,45 miliar kepada influencer untuk menyosialisasikan program kerjanya.

"Kata kunci yang penting disoroti adalah influencer dan key opinion leader. Ditemukan 40 paket pengadaan dengan dua kata kunci tersebut. Jumlah anggaran belanja untuk influencer mencapai Rp 90,45 miliar. Anggaran belanja untuk influencer semakin marak sejak 2017," kata peneliti ICW Egi Primayogha dalam konferensi pers bertajuk 'Rezim Humas: Berapa Miliar Anggaran Influencer?', Kamis 20 Agustus 2020 lalu.(Imam Fakhrudin/Berita DIY)***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Berita DIY


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah