Libur Maulid Nabi SAW, Menkopolhukam Mengantisipasi Penularan Covid-19

- 22 Oktober 2020, 20:49 WIB
Rapat Koordinasi Menkopolhukam antisipasi penambahan kasus Covid 19 jelang libur panjang maulid nabi Muhammad SAW
Rapat Koordinasi Menkopolhukam antisipasi penambahan kasus Covid 19 jelang libur panjang maulid nabi Muhammad SAW /kemendagri.go.id/

PORTAL PROBOLINGGO - Libur panjang Maulid Nabi SAW telah ditetapkan mulai tanggal 28 Oktober 2020 hingga 30 Oktober 2020.

Hal ini membuat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Moh. Mahfud MD, meminta semua pihak, untuk mengantisipasi potensi terjadinya penularan covid-19 di masa libur panjang nanti. Jangan sampai, setelah libur panjang muncul cluster-cluster baru penularan covid-19, seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman resmi Kementrian Dalam Negeri (kemendagri).

Mahfud MD memberi arahan kepada semua pihak yang hadir saat Rapat Koordinasi Antisipasi Libur Panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Kemendagri Jakarta, pada hari ini, Kamis, 22 Oktober 2020.

Baca Juga: Khutbah Jumat dengan Tema Sosial Tentang Berbuat Baik Kepada Tetangga

"Kita akan menghadapi libur panjang yang intinya itu adalah libur Maulid Nabi SAW, tetapi libur Maulid Nabi SAW ini ada sambungannya liburnya itu, orang bisa saja mengambil libur lebih awal, kemudian sambungannya sesudah itu, jadi bukan hanya satu hari. Oleh sebab itu, kita harus mengantisipasi terjadinya penularan covid-19, mungkin nanti tidak kondusif, atau tidak sejalan dengan kebijakan pokok Pemerintah pada saat ini, yang harus tetap menggunakan protokol kesehatan," ujarnya.

Acara rapat koordinasi itu sendiri dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, Kepala BNPB, Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderisasi Beragama mewakili Menko Bidang PMK.

Hadir pula Dirjen Bimas Islam mewakili Menteri Agama, Deputi Bidang Kebijakan Strategis mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekjen Kemenaker mewakili Menteri Ketenagakerjaan, Kasum TNI mewakili Panglima TNI, Asops Kapolri mewakili Kapolri, Wakil Kepala BIN mewakili Kepala BIN, para Gubernur, Bupati, dan Walikota, serta jajaran pejabat Forkopimda Provinsi, Kabupaten, dan Kota se-Indonesia.

Baca Juga: Info Covid 19 Indonesia 22 Oktober 2020, Jakarta Sumbang Kasus Harian Tertinggi

Menurut Mahfud MD, setiap ada libur panjang, selalu ada potensi kerumunan orang yang nantinya sangat rentan terhadap penyebaran virus.

Misalnya di transportasi umum, atau di tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, bandara, tempat rekreasi, dan sebagainya. Tempat-tempat Itu berpotensi terjadinya kerumunan orang.

"Lalu reunian bagi orang yang pulang kampung biasanya berkumpul dengan teman-teman satu kampus, satu sekolah, di kota bahkan di desa, kemudian lupa dan melanggar protokol kesehatan. Perayaan Maulid Nabi akan banyak juga kerumunan, karena biasanya ada pengajian-pengajian, festival-festival, biasanya begitu." ujar Mahfud MD.

Baca Juga: Pekan Sagu Nusantara 2020, sebagai Salah Satu Cara Antisipasi Kemungkinan Menghadapi Krisis Pangan

Tentu semua potensi ini harus diantisipasi jangan sampai menimbulkan atau menjadi cluster baru di berbagai tempat. Sehingga mengakibatkan penegakan protokol kesehatan yang mulai berhasil, mengalami penurunan. Sehingga mengakibatkan pada menurunnya tingkat kesembuhan.

"Kemudian persentase penularan yang mulai berkurang, tingkat kematian yang mulai berkurang, walaupun tingkat kematian itu 3 koma sekian persen, dan itu masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, akan menurun lagi. Nah, maka dari itu semua harus diantisipasi," pungkasnya.

Menurut Mahfud MD, rapat koordinasi yang digelar adalah konteks untuk mengantisipasi agar libur panjang tidak memicu pusat penularan baru.

Mahfud juga menyinggung soal perayaan Maulid Nabi. Menurutnya, Maulid Nabi itu adalah salah satu peringatan keagamaan.

Baca Juga: Pihak TN Gede Pangrango Klarifikasi Pendaki yang Terindikasi Berfoto Asusila

Bahwa negara ini sangat menghargai acara keagamaan. Namun karena saat ini masih masa pandemi, jangan sampai perayaan hari keagamaan jadi cluster baru penularan covid-19. Sebab itu, penerapan protokol kesehatan harus diperhatikan.

"Nanti tentu akan banyak yang menyampaikan yang mengamankan jalan siapa, yang maulidan siapa, tempat rekreasi siapa, dan semuanya itu akan sangat ditentukan bagaimana daerah, pimpinan daerah, Forkompinda, dan seluruh jajarannya, untuk berkoordinasi melakukan antisipasi berbagai kemungkinan (penularan virus)," tandasnya. ***

 

 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah