Puisi Hari Guru Nasional sebagai Ucapan Terima kasih kepada Guru, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

- 13 November 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi puisi
Ilustrasi puisi /Pixabay/DGlodowska/

PORTAL PROBOLINGGO - Guru tidak lain merupakan orang tua kedua bagi anak-anak. Guru juga mendapatkan julukan Pahlawan tanpa tanda jasa.

Untuk mengapresiasi jasa guru, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperingati HGN, salah satunya adalah dengan membuat puisi.

Puisi dengan tema HGN bisa juga sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada guru yang telah sabar dalam membimbing dan membina murid-muridnya agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Juga: Harga Tiket Konser Dianggap Terlalu Mahal, Big Hit Tuai Kritikan dari Netizen

Berikut ini PORTAL PROBOLINGGO telah merangkumkan puisi untuk HGN yang dapat digunakan sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada guru.

Pena Sang Guru
Oleh: Mesdiana, S. Pd

Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Baca Juga: Anggota DPR Minta OJK Mediasi Winda Lunardi dan Maybank Atas Kasus Hilangnya Dana 22 Miliar Rupiah

Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu kan kujunjung penuh makna
Kaulah Sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa.

Guru dalam Sandera
Oleh: La Jumadin

Guru
sosok insan yang begitu mulia
ia rela menghabiskan waktunya demi anak bangsa
tak mengenal lelah,
hanya semangat, asa dan doa yang keluar dari bibirnya
demi mencerdaskan anak bangsa

Baca Juga: Serang Media Fox News, Donald Trump: Mereka Telah Mengabaikan Sebuah Pundi-Pundi Uang

kini ia telah disandera
disandera akan beribu administrasi
ia jarang bercengkerama dengan siswa-siswanya
ia hanyut bahkan tenggelam akan administrasi
demi kesejahteraan yang ingin diraihnya

kini ia telah disandera disandera akan berbagai aturan
hingga ia segan untuk mendidik anak bangsa
ia terbelenggu…
tak hanya itu, rayuan dilema merasuk dirinya
ketika nurani berbisik untuk mendidik dengan ikhlas
hati kecilnya pun berkata
“tak takutkah engkau dengan jeruji besi?”
oooh guru…
sampai kapankah engkau akan tetap disandera?

Baca Juga: Perusahaan Kelapa Sawit Korea Selatan Korindo Dituding Sengaja Membakar Hutan di Papua Secara Ilegal

Sang Pengabdi
Oleh: Zaniza

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen

Baca Juga: Jadwal Acara GTV, RCTI, dan MNCTV Hari Ini Jumat 13 November 2020, Ada Ikatan Cinta dan Upin & Ipin

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti. ***

Editor: Elita Sitorini

Sumber: titikdua.net


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini