Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan di Hari Guru Nasional

- 16 November 2020, 19:03 WIB
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara /Dokumentasi Kemendikbud/

PORTAL PROBOLINGGO - Ki Hajar Dewantara adalah seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Menteri Pendidikan pertama RI.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman Kemendikbud, berikut profil Ki Hajar Dewantara.

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau dikenal Ki Hajar Dewantara lahir di Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889, dan meninggal di Jogjakarta, 26 April 1959, di umur 69 tahun.

Baca Juga: Singgung Acara Habib Rizieq, dr Tirta : Ga Usah Ada PSBB Segala!

Saat masih muda, Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda).

Ia juga sempat melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu sekolah pendidikan dokter di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda, tetapi tidak sampai lulus lantaran sakit.

Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik di Indonesia, yaitu Boedi Oetomo dan Insulinde.

Baca Juga: Pasca Banjir Bandang, Warga Kabupaten Aceh Tenggara Gotong Royong Bersihkan Lumpur

Ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka.

Baca Juga: Komedian Sule dan Nathalie Holscher Resmi Menikah

Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya.

Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.

Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Guru Oemar Bakri' oleh Iwan Fals, Cocok Dinyanyikan Dalam Peringatan Hari Guru Nasional

Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Ia meninggal di Yogyakarta pada 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.

Baca Juga: 50 Ucapan Hari Guru Nasional dalam Bahasa Inggris, Cocok Dibagikan di Facebook hingga WhatsApp

Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.

Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x