Berwisata ke Bukittinggi? Jangan Lupa Kunjungi Jam Gadang, Berikut Fakta-Fakta Jam Gadang

- 29 Oktober 2020, 10:32 WIB
Jam Gadang
Jam Gadang /Arjeepers/Pixabay

Arsitektur menara jam ini dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto, sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Alam di Bandung yang Instagramable

Pembangunan Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang.

Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai penanda atau markah tanah dan juga titik nol Kota Bukittinggi.

7. Mengalami Beberapa Kali Renovasi

Baca Juga: Pihak TN Gede Pangrango Klarifikasi Pendaki yang Terindikasi Berfoto Asusila

Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya.

Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang diubah menjadi bentuk pagoda.

Terakhir setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.

Baca Juga: Teks Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Tema Meneladani Rasulullah

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Bukittinggikota.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x