Raden Putra menemui Cindelaras. Saat melihat Cindelaras, Raden
Putra terkesiap. Beliau merasa mengenal wajah itu. ”Siapa kau?
Berani sekali menantang ayamku. Apa yang akan kau berikan
kepadaku jika ayammu kalah?” tantang Raden Putra.
Cindelaras menunduk hormat, ”Hamba akan mengabdikan seluruh
hidup hamba pada Kerajaan Jenggala.”
Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Halaman 128-129, 134, 135, dan 139, Subtema 3 Pembelajaran 1 dan 2
Raden Putra setuju. Cindelaras pun mengeluarkan ayamnya dari
keranjang. Begitu keluar, ayam Cindelaras langsung berkokok,
”Kukuruyuuuk...Tuanku Cindelaras, wajahnya tampan rupawan,
rumahnya di hutan rimba, ayahnya Raden Putra.”
Semua yang ada di situ terkejut. Wajah Raden Putra memucat.
”Siapakah dirimu sebenarnya? Mengapa ayam ini berkata bahwa kau
adalah putraku?” tanya Raden Putra.
Cindelaras pun menceritakan siapa dirinya. Raden Putra terduduk
mendengarnya.
”Aku telah menyia-nyiakan anakku sendiri,” sesal Raden Putra.
Raden Putra memandang Cindelaras, lalu berkata, ”Anakku, maukah
kau memaafkan kesalahan ayahmu ini?”
Cindelaras mengangguk mantap. Raden Putra lega. Kemudian, beliau
memerintahkan para pengawal untuk menjemput ibu Cindelaras di
hutan.
Sebenarnya, setelah mengusir ibu Cindelaras, Raden Putra menyadari
bahwa dia telah melakukan kesalahan. Namun, dia tidak dapat
menemukan istrinya. Sekarang berkat ayam jantan Cindelaras,
mereka semua dapat berkumpul kembali.
Artikel Rekomendasi