"Karena pandemi juga, anak-anak jadi punya banyak waktu luang, dan itu lebih sering dihabiskan dengan bermain game online. Kami ingin mengenalkan bahwa membaca buku tak kalah seru dengan bermain game," tambahnya.
Senada dengan Soni, Musta'anul Khusni, Direktur Imaji Sociopreneur, turut menyoroti ketimpangan akses buku di wilayah kota dan desa.
Menurutnya distribusi bahan bacaan gratis selama ini tak sampai menyentuh wilayah-wilayah desa. Padahal, semua anak memiliki hak sama untuk mendapatkan akses ke bahan bacaan gratis.
"Kami ingin membuka kesempatan kepada anak-anak dan masyarakat desa agar turut mendapat akses buku gratis melalui Taman Baca," ujarnya.
Terkait pemilihan tema 'Menanam Buku', menurut pemuda yang akrab disapa Anul ini, memiliki filosofi tersendiri. Yakni, untuk mengusung konsep saling berbagi antara anak-anak kepada donatur buku dan sebaliknya.
Baca Juga: Densus 88 Berhasil Tangkap 94 Terduga Teroris Selama Tiga Bulan Terakhir, Ini Rinciannya
"Dengan begitu tercipta konsep saling berbagi dan komunikasi dua arah. Anak-anak memberikan bibit tanaman hias yang mereka tanam dan para donatur menukarnya dengan buku untuk Taman Baca," terangnya.
Ke depan, menurutnya, ada rencana untuk membuat kegiatan serupa di desa-desa lain.
"Kendala terbesar kami untuk saat ini adalah koleksi buku. Namun, tak menutup kemungkinan kegiatan Menanam Buku ini akan kami lakukan secara rutin di desa-desa lain," ujarnya.
Artikel Rekomendasi