Jangan Asal Pilih! Berikut 8 Rekomendasi Media Tanam untuk Aglonema, Salah Satunya Pasir Malang

- 18 Desember 2020, 13:15 WIB
Tanaman Hias Aglonema.
Tanaman Hias Aglonema. /Unsplash / David Clode

 

PORTAL PROBOLINGGO - Tanaman yang lebih dikenal dengan julukan ‘Sri Rejeki’ dengan nama populer tanaman aglonema, memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi warna hingga bentuk daunnya.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menanam Aglonema, salah satunya bahan yang digunakan sebagai media tanam.

Media tanam aglonema terdiri dari dua jenis, media yang sifatnya keras dan media yang sifatnya lunak. Media tanam keras terdiri dari pasir malang, sekam, dan pakis. Sedangkan media tanam lunak terdiri dari andaman, kaliandra, dan kadaka.

Baca Juga: Tanggapi Perdebatan Mahfud MD dan Ridwan Kamil, Ruhut Sitompul Sarankan Ini untuk Keduanya

Media tanam keras berguna untuk menghasilkan porousitas, sedangkan media tanam lunak berfungsi untuk menyediakan makanan dan untuk pertumbuhan akar.

Setiap media tanam memiliki pengaruh berbeda bagi pertumbuhan aglonema. Media tanam yang tepat membuat akar tumbuh sehat. Ciri akar yang sehat adalah berwarna putih bersih, tidak layu, dan elastis atau tidak mudah patah.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari berbagai sumber, berikut macam-macam jenis media tanam yang baik dan dapat digunakan untuk Aglonema :

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Positif Covid-19, Jadi Potensi Penularan Ke Banyak Pihak

1. Batang Pakis

Batang pakis, berdasarkan warnanya, dibedakan menjadi dua, adalah batang pakis hitam dan batang pakis cokelat. Pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis adalah sifat-sifatnya yang porous, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

Untuk menanam aglaonema, batang pakis sebaiknya tidak dicacah sampai halus karena akan menjadi mampat dan keras. Sehingga dapat mengakibatkan sulit ditembus akar. Media batang pakis yang digunakan untuk bibit aglonema sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu agar terhindar dari jamur dan bakteri, dengan cara dijemur di bawah terik matahari, atau dicuci dengan air bersih.

Baca Juga: Kalahkan CR7 dan Messi, Robert Lewandowski Sabet Gelar Pemain Terbaik Tahun Ini

2. Coco Peat

Cocopeat atau Sabut kelapa merupakan bahan organik alternatif untuk media tanam. Sabut kelapa sebaiknya digunakan untuk daerah dengan bercurah hujan rendah. Jika digunakan di daerah yang memiliki intensitas hujan yang tinggi, dapat menyebabkan media tanam ini lapuk serta dapat menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sebaiknya sabut kelapa direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam disebabkan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan banyak air, serta mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

3. Sekam Padi

Sekam merupakan media tanam yang berasal dari kulit biji padi. Sebagai media tanam, dapat berupa sekam bakar atau sekam mentah yang telah diamkan/disimpan selama 4—8 minggu.

Baca Juga: 3 Tips Merawat Tanaman Keladi dengan Benar Agar Tidak Mudah Layu dan Tumbuh Maksimal

Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porousitas yang sama.
Sekam bakar sebagai media tanam tidak perlu melalui proses sterilisasi lagi karena patogen telah mati pada saat pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon yang tinggi, menyebabkan media tanam ini menjadi gembur. Namun demikian, dikarenakan sifatnya yang mudah lapuk, media dengan sekam bakar harus lebih sering diganti.

Sekam mentah memiliki kelebihan mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, mengandung kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, serta tidak mudah menggumpal. Akan tetapi sekam mentah cenderung miskin hara.

4. Kompos

Kompos merupakan media tanam organik yang berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota.

Baca Juga: 7 Pohon Buah Tercantik yang Cocok Dirawat di Dalam Rumah, Unik dan Anti Mainstream!

Media kompos mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifatnya, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Kompos juga menjadi fasilitator dan mampu meningkatkan efisiensi penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan tanaman.

Kompos yang baik untuk media tanam adalah yang telah mengalami pelapukan sempurna, terlihat dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya, yaitu berwarna hitam kecokelatan, tidak berbau, strukturnya remah, memiliki kadar air yang rendah, serta memiliki suhu ruang.

5. Pasir Malang

Pasir merupakan batuan halus yang mempunyai diameter kecil dan mempunyai luasan permukaan butiran lebih besar dibandingkan dengan tanah. Media pasir mempunyai rongga udara yang lebih banyak daripada media lain. Selain itu, media pasir juga sangat porous.

Baca Juga: 6 Ciri Wajah Ini Jadi Tanda Kekayaan dan Kesukesan, Salah Satunya Hidung Besar

Sebagai media aglonema, pasir harus dicampur dengan media lain, misalnya sekam dan batang pakis. Media pasir sangat minim kandungan haranya, bahkan kadang-kadang tidak mempunyai hara sedikitpun. Oleh karena itu, penggunaan media pasir harus disertai dengan penambahan pupuk.

6. Kaliandra

Kaliandra merupakan humus yang berasal dari daun tanaman kaliandra (Calliandra calothyrsus). Humus kaliandra ini sangat baik digunakan untuk media tanam aglonema, karena banyak mengandung nutrisi dan pelengkap hara.

Humus kaliandra harus disterilkan sebelum digunakan, dengan cara mengukus, memanaskan, atau merendamnya ke dalam bakterisida atau fungisida yang bersifat sistemik. Karena media ini cukup rentan terhadap serangan penyakit.

Baca Juga: 5 Jenis Tanaman Hias Terbaik dan Paling Cocok Dijadikan Pagar Hidup, Tertarik Menanamnya?

7. Akar Kadaka

Akar kadaka atau akar tanaman paku sarang burung hidupnya menempel pada pohon lain sebagai epifit. Terdapat di hutan hujan tropis, dari dataran menengah sampai dataran tinggi.

Sebagai media tanam, Kadaka sangat baik dalam menyimpan dan menyerap air, serta dapat memberikan unsur hara saat pemupukan. Kandungan haranya tidak cepat habis terbawa air siraman atau air hujan. Media tanam ini sebaiknya tidak disiram terlalu berlebihan agar media tidak terlalu lembap. Media yang lembap rentan terkena serangan penyakit dan jamur.

8. Pupuk Kandang

Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) sangat cocok dijadikan untuk media tanam. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik menjadi komponen yang lebih mudah diserap.

Baca Juga: Dominic Szoboszlai Resmi ke Leipzig, Arsenal Gigit Jari

Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan.

Pupuk kandang yang belum matang dapat mengganggu pertumbuhan akar tanaman aglonema. Terganggunya pertumbuhan akar ditunjukkan dengan tanda-tanda defisiensi unsur hara, salah satunya warna daun memucat. Jika ingin menggunakan media tanam ini, sebaiknya pupuk diayak terlebih dahulu agar diperoleh ukuran yang lebih kecil.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini