Ahli Nuklir Iran Tewas dalam Serangan di Teheran, Israel: Kami Tak Mau Berkomentar

28 November 2020, 06:06 WIB
Ahli Nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh /Twitter @soureh_design/Twitter

PORTAL PROBOLINGGO - Ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, diserang kelompok bersenjata di kota Absrad, dekat Teheran pada Jumat, 27 November 2020 waktu setempat. Sesaat setelah dilarikan ke rumah sakit, Mohsen dikabarkan meninggal dunia.

Kabar serangan dan tewasnya ahli nuklir yang digadang-gadang menjadi otak proyek rahasia nuklir Iran tersebut dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Iran.

"Mohsen sempat dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, tim medis tak berhasil menyelamatkan nyawanya. Dan beberapa menit lalu ilmuwan hebat ini, setelah bertahun-tahun mengabdi, telah berpulang sebagai martir," tutur Kementerian Pertahanan Iran, seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari The Guardian.

Baca Juga: Makin Parah Terdampak Pandemi, Disney Akan Berhentikan 32 Ribu Karyawan

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, berjanji negaranya tak akan tinggal diam dan akan membalas para pelaku.

Mohsen diserang ketika berkendara menggunakan mobil di Absrad, timur Ibu Kota Teheran. Sempat terjadi baku tembak antara kelompok penyerang dengan tim pengawalnya. Ia dikabarkan menderita luka parah.

"Kami akan membalas tindakan ini. Mereka, para pembunuh itu, akan menyesali tindakan mereka," tutur Hossein Dehghan, penasihat militer Ali Khamenei.

Baca Juga: Pantau Uji Klinik Vaksin Sinovac Oleh Biofarma, BPOM Berikan Komentar Ini

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menyebut ada indikasi peran Israel di balik penyerangan tersebut.

"Teroris membunuh ilmuwan hebat Iran hari ini-- ada indikasi serius keterlibatan Israel," cuitnya melalui akun twitternya.

Lebih lanjut, Javad menyerukan kepada komunitas internasional dan Uni Eropa untuk mengakhiri standar ganda mereka yang disebutnya sebagai sesuatu yang memalukan.

Baca Juga: Beri Komentar Soal Pemerintahan Biden, Presiden Iran Singgung Perjanjian Nuklir

Atas tuduhan tersebut, pihak Israel masih belum memberikan komentar apa pun.

"Kami enggan mengomentari tuduhan dan laporan media-media asing," tutur juru bicara militer Israel.

Namun, para pejabat tinggi Iran percaya bahwa Trump dan sekutunya di Timur Tengah, yakni Arab Saudi dan Israel, bertekad untuk melakukan 'serangan terakhir' sebelum pergantian pemimpin Amerika pada 20 Januari mendatang.

Baca Juga: Edhy Prabowo Serahkan Surat ke Presiden, Kini Tinggal Tunggu Keputusan Jokowi

"Pada hari-hari terakhir persekutuan Zionis dan Trump, mereka berupaya menekan Iran lebih keras. Namun, kami akan menyambar para pembunuh martir yang berjasa ini," tambah Hossein Dehghan.

Mohsen Fakhrizadeh telah lama masuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat. Ia dianggap pelaku utama dari program pengembangan nuklir Iran. Bahkan, sosoknya dikenal cukup misterius.

Hingga 2018, fotonya tak pernah beredar di publik. Itu ditengarai sebagai upaya Iran melindungi sosok penting tersebut dari serangan musuh.

Baca Juga: Komentar Menteri Denmark Tentang Seks Sebelum Menikah, Mengundang Kemarahan Umat Islam

Mohsen mulai memimpin Pusat Penelitian Fisika Iran pada 1998, kemudian menjadi kepala di Institut Fisika dan Terapan, tempat yang digadang-gadang menjadi wadah penelitian nuklir rahasia Iran.

Sementara di waktu yang lain, Presiden AS Joe Biden, mengatakan ia bersedia bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran.

Ia juga menyebut bakal mencabut sanksi ekonomi atas Iran selama negeri para mullah tersebut juga mematuhi perjanjian tersebut, khususnya dalam konteks pengayaan uranium.

Baca Juga: Mahfud MD dan Gatot Nurmantyo Tiba-Tiba Bicarakan Ini Hingga Seret Nama Mantan Ketua NU DIY

Namun, sekutunya, Israel dan Arab Saudi, masih berupaya membuat AS tetap berada di luar kesepakatan dan melanjutkan sanksi ekonomi atas Iran. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler