Joe Biden dan Vladimir Putin Resmi Memperpanjang Pakta Senjata Nuklir

27 Januari 2021, 14:26 WIB
Joe Biden /Instagram.com/@joebiden

PORTAL PROBOLINGGO - Juru bicara kepresidenan Rusia Kremlin Dmitry Peskov pada tanggal 26 Januari 2021 mengkonfirmasi jika Rusia dan Amerika Serikat melakukan kesepakatan untuk memperpanjang perjanjian kendali senjata nuklir START Baru. Langkah tersebut diambil untuk mempertahankan pakta terakhir antara dua kekuatan nuklir terbesar dunia tersebut.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas masalah tersebut melalui telepon dan setuju bahwa tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan pada 5 Februari 2021 mendatang.

Ditandatangani pada 2010, New START (Strategic Arms Reduction Treaty) adalah landasan pengendalian senjata global.

Baca Juga: Kapan Waktu Tepat Menyiram Keladi? Simak 4 Tips dan Penjelasannya Berikut

Perjanjian tersebut membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan oleh Amerika Serikat dan Rusia masing-masing menjadi 1.550 serta jumlah rudal dan pembom darat. Sebelumnya Moskow dan Washington telah gagal menyetujui perpanjangan di bawah mantan Presiden AS Donald Trump.

Pemerintahan Trump saat itu ingin melampirkan beberapa syarat di perjanjian baru, tetapi ditolak oleh Moskow.

Kremlin mengatakan Putin dan Biden merasa sangat puas setelah pakta tersebut diperpanjang. Kremin juga menegaskan jika prosedur yang diperlukan agar perpanjangan pakta tersebut mulai diberlakukan dan akan diselesaikan dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: PPKM Jawa Bali Resmi Diperpanjang hingga 8 Februari 2021, Menko Airlangga Ungkapkan Alasannya

Sementara itu, pihak Gedung Putih dalam pernyataan resminya juga mengatakan bahwa kedua negara menyetujui untuk segera menyelesaikan perpanjangan perjanjian tersebut.

"Mereka membahas kesediaan kedua negara untuk memperpanjang START Baru selama lima tahun, menyetujui agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan pada 5 Februari," demikian pernyataan pihak Gedung Putih tersebut tertulis sebagaimana dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Reuters.

Ketika disinggung mengenai mengapa Washington tidak secara eksplisit mengatakan kesepakatan telah dicapai, seorang pejabat AS yang tidak ingin diungkapkan namanya menjelaskan jika beberapa langkah masih perlu diambil, termasuk persetujuan oleh Duma, majelis parlemen Rusia. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler