Komplotan Perampok di Hong Kong Curi Artefak Senilai Rp9 Milyar, Termasuk Kaligrafi Karya Mao Zedong

9 Oktober 2020, 15:30 WIB
Kota Hong Kong. /Pixabay/

 

PORTAL PROBOLINGGO - Sekelompok perampok di Hong Kong mencuri artefak sekira Rp 9 Miliyar dari sebuah apartemen yang sedang ditinggalkan pemiliknya.

Di antara barang-barang yang dicuri selain 24.000 perangko antik, 10 koin perunggu, terdapat 7 gulungan kaligrafi yang menurut pemiliknya, Fu Chunxiao, ditulis oleh Mao Zedong.

Mao Zedong merupakan tokoh besar Cina, disebut juga sebagai bapak pendiri Republik Rakyat Cina.

Baca Juga: Ini Dia Aplikasi Online Groceries yang Harus Kamu Tahu Selama Pandemi

Mao menjabat sebagai ketua Partai Komunis dari tahun 1949 sampai kematiannya pada tahun 1976.

Mayoritas barang yang dicuri itu masih hilang, tetapi gulungan yang berukuran tiga yard itu sudah ditemukan dari tangan seorang pembeli ilegal.

Hasil temuan pihak kepolisian setempat, lembar gulungan tersebut juga sudah dalam kondisi yang berbeda dari semula.

Baca Juga: Daftar Harga Motor Bebek dan Sport Honda Oktober 2020, Mulai Dari Revo, Supra GTR, hingga CBR150R

"Dia menganggap kaligrafi itu terlalu panjang dan sulit untuk ditampilkan kepada pemirsa, jadi dia memotongnya menjadi dua," kata Ho Chun-tung, petugas polisi.

Dia mengatakan hal itu kepada wartawan setempat pada beberapa hari yang lalu.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari New York Times, mengenai seorang pria yang diduga membeli gulungan hasil curian itu.  

Baca Juga: Mengenal Sigarar Utang, Varietas Kopi Yang Berasal dari Hutang

Pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah orang tersebut mengetahui bahwa barang beliannya asli atau tidak.

“Dia tahu keaslian atau nilai kaligrafi adalah sesuatu yang harus terus kami selidiki,” tambahnya.

Polisi mengatakan dapat selesaikan kasus ini atas bantuan salah seorang sopir taksi yang telah memberikan informasi.

Baca Juga: Rektor UGM Apresiasi UU Cipta Kerja, BEM Sampaikan Rasa Kecewa

Saat itu seorang sopir taksi tersebut menjemput orang-orang yang diduga sebagai pencuri pada hari perampokan di bulan September.

Informasi itu sangat berharga bagi polisi, hingga pada hari Kamis, polisi bisa menangkap seseorang terduga perampok, berusia 44 tahun bernama Wu.

Dia ditangkap di Hong Kong, bersama dengan pria lain bernama Tan, 47 tahun, yang dituduh sudah menyembunyikan pelaku.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Hari Ini, 9 Oktober 2020, Jangan Lewatkan Informasi Menarik On The Spot

Seseorang yang jadi pembeli juga diselidiki, seorang pria berusia 49 tahun bernama Lin, dan sudah ditangkap sejak bulan lalu, tepat setelah pencurian tersebut.

Dia dituduh menyimpan barang curian. Media berita lokal mengatakan dia hanya membayar $ 65 untuk gulungan yang ditemukan itu.

Kolektor, Tuan Fu, mengatakan kepada surat kabar The South China Morning Post bahwa Dia sangat terpukul oleh perampokan itu

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Jawa Timur Hari Jumat, 9 Oktober 2020, Sebagian Cerah Berawan

Serta atas kerusakan gulungan Mao Zedong. Dia mengatakan itu adalah barang paling berharga di antara barang miliknya yang dicuri.

Menurut polisi, Tuan Fu memperkirakan jika total kerugiannya mencapai Rp 9 Miliyar

"Sungguh memilukan melihat itu terbelah menjadi dua bagian," katanya.

“Ini tentu akan mempengaruhi nilainya, tapi dampaknya masih dapat dilihat,” tambahnya.

Seorang juru bicara polisi mengatakan melalui telepon bahwa pihak berwenang belum secara pasti dapat menentukan nilai gulungan tersebut.

Begitupun rumah lelang yang menjual karya seni Tiongkok, tidak segera menanggapi disaat dimintai tanggapan.

Tuan Fu, yang berasal dari Provinsi Sichuan, menurut laporan berita lokal juga sulit dihubungi untuk dimintai keterangan.

Dia dikenal sebagai kolektor barang dari zaman Mao. Pada tahun 2018, Fu menyelenggarakan pameran 200 prangko di Hong Kong dengan gambar wajah Mao.

Pihak berwenang masih mencari dua tersangka lainnya. Ketiga pria yang ditangkap sejauh ini berasal dari China daratan.

Perampokan baru-baru ini meningkat di Hong Kong, dari 786 kasus pada 2019, menjadi 1.156 kasus pada paruh pertama tahun 2020.

Menurut data statistik polisi, bahkan perampokan dapat dikatakan meningkat empat kali lipat.

Dari 44 kasus pada tahun 2020 menjadi 186 dalam enam bulan pertama tahun 2020.

Kediaman resmi Dubes Australia di Hong Kong juga kedapatan dibobol Jumat lalu.

Pada bulan Juni juga, terjadi aksi perampokan melibatkan 2 pria yang memanjat 19 lantai untuk mencuri brankas di lingkungan orang kaya Hong Kong.

Pada bulan September, sekelompok orang merampok seorang pria yang membawa uang jutaan dolar di tas punggungnya .

"Pencuri lebih sering menargetkan rumah kosong di wilayah China," kata Ho, polisi senior.

Akan tetapi, mereka tidak hanya mencuri barang-barang dengan nilai komersial yang tinggi.

Contohnya seperti yang terjadi pada bulan Februari, ketika seseorang baru saja membeli tisu toilet dalam jumlah besar.

Tiga perampok bertopeng mencuri tisu toilet senilai lebih dari $100 itu di luar supermarket sambil mengancamnya dengan pisau.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Nytimes

Tags

Terkini

Terpopuler