Terungkap! Pelaku Teror Nice Ternyata Seorang Pemuda Tunisia, Masuk ke Perancis Secara Ilegal

30 Oktober 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi pelaku teror Nice, Perancis. /Pixabay.com/@niekverlaan

PORTAL PROBOLINGGO - Kepolisian Perancis menyebutkan pelaku pembunuhan tiga orang di gereja Notre-Dame Basillica, Nice berasal dari Tunisia. Diketahui peristiwa yang disebut sebagai “teror Nice” ini terjadi pada, Kamis, 29 Oktober 2020.

Dilansir dari The Guardian, Kepala Jaksa Anti-Terorisme Perancis Jean-François Ricard, menyebutkan pelaku merupakan warga negara Tunisia bernama Brahim Aouissaoui (21). Pelaku diketahui masuk ke Perancis secara ilegal melalui Italia.

Pelaku dikatakan hanya membawa dokumen dari Palang Merah Italia. Ia masuk ke kota Nice menggunakan kereta dan sampai di stasiun pada pukul 06.47 waktu setempat.

Baca Juga: Prancis Terapkan Peraturan Darurat Setelah 3 Orang Tewas Ditusuk di Gereja

Setelah itu pelaku berjalan kaki menuju gereja lokasi penyerangan. Ia sampai di gereja pada pukul 08.29.

“Dia mengganti jaket dan sepatunya. Setelah itu berjalan sekitar 400 meter ke Notre-Dame. Dia masuk ke gereja pada pukul 08.29,” ujar Ricard.

“Kami menemukan pelaku membawa Al Quran, dua telepon, sebilah pisau berukuran 30 cm. Kami juga menemukan tas yang ditinggalkan oleh pelaku. Di dekat tasnya ada dua pisau yang tidak digunakan untuk penyerangan,” ujar Ricard.

Baca Juga: Menlu AS Mike Pompeo: Partai Komunis Cina Ancaman Terbesar Kebebasan Beragama

Dalam penyerangan ini diketahui korban merupakan satu orang laki-laki dan dua orang perempuan. Laki-laki yang terbunuh bernama Vincent Loqués (55), seorang pengurus gereja, ditemukan tewas dengan luka di tenggorokan

Kemudian seorang perempuan, 60 tahun, pun ditemukan tewas dengan luka di tenggorokan. Lalu seorang perempuan bernama Simone Barreto Silva (44) ditemukan tewas di kafe dekat gereja dengan sejumlah luka tusuk.

Polisi yang mengetahui kejadian ini kemudian bergerak cepat menuju lokasi. Ketika sampai di lokasi, pelaku menolak untuk meletakkan pisau yang ia pegang.

Baca Juga: Buntut Polemik Kartun Nabi Muhammad, Media Perancis Serang Erdogan

Kemudian polisi melepaskan sejumlah tembakan dan kemudian mengenai bahu pelaku. Pada pukul 09.10 pelaku berhasil dilumpuhkan dan berada dalam kondisi yang kritis.

Kepolisian Perancis kini sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui hubungan aksi pembunuhan ini dengan organisasi teroris. Pelaku disebutkan Ricard meneriakkan “Allahu Akbar” ketika menjalankan aksinya.

Atas kejadian ini Presiden Perancis Emmanuel Macron akan menurunkan ribuan tentara untuk meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah dan sekolah. Selain itu Macron akan menaikkan peringatan keamanan di negaranya pada level tertinggi.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler