Pada perjanjian nuklir tahun 2015 lalu, Iran sempat menyepakati menghentikan pengembangan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi AS.
Akan tetapi, pada 2018, secara mengejutkan Trump keluar dari kesepakatan dan justru meningkatkan sanksi ekomoni AS kepada Iran.
Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Badan PBB untuk Palestina Kehabisan Uang
Itu membuat Iran semakin meningkatkan pengayaan uranium dan mempercepat program senjata nuklirnya.
Mengenai bentuk pembalasan, pihak Iran menyebut pembalasan akan disesuaikan dengan kepentingan nasional Iran. Namun, negeri para mullah tersebut memastikan bakal membalas pembunuhan tersebut.
"Jelas Iran akan membalas. Kapan dan bagaimana tergantung pada kepentingan nasional kita. Ini mungkin terjadi dalam beberapa hari atau minggu depan, tetapi itu akan terjadi," tutur seorang pejabat senior Iran kepada Reuters.
Baca Juga: Komentar Menteri Denmark Tentang Seks Sebelum Menikah, Mengundang Kemarahan Umat Islam
Bukan yang Pertama
Pembunuhan ilmuwan Iran bukan yang pertama kalinya. Setidaknya 4 ilmuwan meninggal dunia antara 2010 hingga 2012. Iran menyebut hal itu sebagai bentuk sabotase program pengembangan nuklirnya.
Meskipun, di sisi lain, Iran selalu membantah tengah mengerjakan proyek senjata nuklir rahasia dan menambahkan pengembangan nuklir hanya ditujukan untuk perdamaian. ***
Artikel Rekomendasi