"Apabila tak ada tindakan, generasi mendatang hanya akan menghadapi kehancuran atas apa yang kita perbuat hari ini," tambahnya.
Dalam pidatonya, ia juga menyampaikan bahwa emisi gas rumah kaca saat ini naik signifikan, yakni 62% lebih tinggi dibanding 1990.
Baca Juga: Hongkong Kembali Panas, Akitivis Pro Demokrasi Joshua Wong Ditangkap
Laporan lain dari Badan Metereologi Dunia, yang diterbitkan pada Rabu pekan lalu, menyebutkan bahwa tahun ini menjadi salah satu tahun terpanas dalam satu dekade terakhir.
Meskipun fakta kehancuran alam semakin tampak, namun Gutteres tetap mengobarkan optimisme.
Banyak negara, termasuk para penghasil emisi terbesar seperti Tiongkok, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, telah memulai tahapan untuk mencapai zero emition dalam beberapa tahun mendatang.
Baca Juga: Anies Baswedan Positif Covid-19 Dijemput Tim RSUD Pasar Minggu, Begini Kondisi Keluarganya
Sementara itu, Climate Action Tracker menyebut apabila semua negara serius menerapkan kebijakan ramah lingkungan, maka suhu bumi akan naik sekitar 2,1 deracat celcius.
Senada dengan Guterres, Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius juga mengingatkan betapa krisis iklim semakin parah.
"Tak ada vaksin untuk mengobati krisis iklim, selain memenuhi Perjanjian Iklim Paris 2015," tuturnya. ***
Artikel Rekomendasi