Joe Biden Memilih Seorang Jaksa Agung Untuk Menjabat Sebagai Menteri Kesehatan di Pemerintahnnya

- 7 Desember 2020, 20:27 WIB
Joe Biden
Joe Biden /Instagram.com/@joebiden

PORTAL PROBOLINGGO - Joe Biden telah memilih Jaksa Agung California Xavier Becerra untuk menjadi menteri kesehatan di pemerintahannya nanti.

Jika dikonfirmasi oleh Senat, Becerra yang saat ini berusia 62 tahun, akan menjadi orang Latin pertama yang mengepalai Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, sebuah lembaga senilai lebih dari 1 triliun dolar AS dengan 80.000 karyawan yang megurus obat-obatan vaksin, penelitian medis, dan program asuransi kesehatan bagi lebih dari 130 juta orang Amerika.

Sebagai seorang mantan jaksa agung California, tentunya menjabat sebagai menteri kesehatan AS di tengah pandemi Covid-19 bukanlah tugas yang mudah bagi Baccera. Rencananya pada tahun depan, AS akan melakukan vaksinasi massal.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Naik di Korea, BigHit Batalkan Konser '2021 NEW YEAR'S EVE LIVE'

Meskipun vaksin tampak sangat menjanjikan, masih terlalu dini untuk mengetahui hasilnya.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari CNA, tugas inti Kementerian/Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusian AS saat ini sangat banyak. Food and Drug Administration mengawasi vaksin dan perawatan pasien sementara banyak penelitian ilmiah dan medis diawasi oleh National Institutes of Health. Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) harus memikirkan strategi untuk menahan penyebaran penyakit.

Pusat Layanan Medicare dan Medicaid menyediakan perlindungan asuransi untuk lebih dari satu dari tiga orang Amerika, termasuk manula yang rentan, serta banyak anak dan orang berpenghasilan rendah.

 Baca Juga: Guru Honorer Bersiap! PPPK akan Dibuka Januari, Simak Informasi Penting Berikut Sebelum Mendaftar

Di bawah Presiden Donald Trump, CDC diturunkan ke peran yang lebih rendah setelah ilmuwan agensi mengeluarkan peringatan dini yang bertentangan dengan jaminan Trump bahwa virus itu terkendali, mengguncang pasar keuangan. FDA menjadi sasaran serangan berulang-ulang dari seorang preden yang mencurigai para ilmuwannya bermotivasi politik dan yang juga ingin mereka memberi stempel pada perawatan yang tidak terbukti.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini