"Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman mereka serta mengakses informasi penting," tambahnya.
Keputusan ini diambil setelah militer Myanmar yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing menahan pemimpin terpilih negara itu, Aung San Suu Kyi.
Partai Suu Kyi memenangkan pemilu pada November di negara itu dengan telak, merebut 346 dari 476 kursi parlemen. Namun, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, yang memiliki hubungan dengan militer, menolak hasil pemilu, mengklaim telah terjadi kecurangan.
Pada hari Selasa, Facebook mem-ban akun yang terkait dengan stasiun TV Myawaddy, yang telah mempromosikan tindakan militer kepada lebih dari 33.000 orang sejak awal 2020.
Saat itu, juru bicara Facebook mengatakan perusahaan tersebut memantau dengan cermat peristiwa politik di Myanmar, serta berusaha untuk menghentikan informasi yang salah dan konten yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut.
Baca Juga: Ayo Segera Klaim Hadiahnya! Kode Redeem PUBG Mobile Februari 2021
Facebook sendiri memiliki sejarah yang rumit di Myanmar. Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu telah lama disalahkan karena tidak berbuat cukup baik untuk mengekang penyebaran informasi yang salah di negara itu, dengan laporan pada 2018 yang menemukan bahwa perusahaan tersebut telah membantu memperkuat seruan untuk melakukan kekerasan.***
Artikel Rekomendasi