Pemilu Di Depan Mata, Trump Takuti Rakyat Dengan Ancaman Lockdown Oleh Biden

- 3 November 2020, 14:40 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. / unsplash.com/History in HD

PORTAL PROBOLINGGO - Pemilu AS tinggal menghitung jam. Momentum itu lantas digunakan Trump untuk memberikan "pesan ancaman" pada warga Amerika bahwa jika Joe Biden menjadi presiden, yang akan mereka dapatkan adalah lockdown Covid-19 berskala nasional.

Dikutip dari The Guardian, pada pidatonya hari Minggu, 1 November 2020 di Iowa, Trump mengatakan bahwa pemilu kali ini adalah pilihan antara lockdown mematikan ala Biden atau vaksin yang aman dan membebaskan orang-orang dari pandemi ala Trump.

"Rencana yang dimiliki Biden akan mengubah Amerika menjadi negara bak penjara yang membelenggu Anda sementara di luar sana, perusuh sayap kiri bebas berkeliaran untuk menjarah dan membakar," ucap Trump pada pidatonya di Iowa yang disaksikan oleh orang-orang tanpa menggunakan masker.

Baca Juga: Inspirasi Nama Bayi Laki-Laki dari Pahlawan Nasional, Supaya Buah Hati Jadi Tokoh Hebat

Pernyataan Trump itu dilandasi dengan alasan bahwa Joe Biden mengatakan bahwa nantinya sekolah, acara wisuda, pesta pernikahan, Thanksgiving day, perayaan Natal, perayaan Paskah, dan perayaan 4 Juli akan ditiadakan.

Dalam wawancaranya di bulan Agustus, Biden mengatakan bahwa jika ilmuwan berpendapat lockdown harus ada, maka ia akan melakukannya.

Namun, pernyataan itu lantas diklarifikasi oleh Biden sendiri bahwa dirinya akan memilih acuan atau nasehat yang menurutnya tepat.

Baca Juga: Megawati Ragu dengan Anak Muda, Puan Maharani Malah Ucapkan Sebaliknya

Lebih lanjut, jika menang pada pemilu nanti, Biden berjanji akan memperkenalkan kebijakan 'Kalahkan Covid-19' yang meliputi kewajiban memakai masker berskala nasional, pengadaan vaksin senilai dua puluh lima miliar dolar yang akan digratiskan untuk seluruh warga negara AS, meningkatkan tes swab dan upaya pelacakan pasin peositif Covid-19, serta memberikan bantuan untuk sekolah dan usaha/bisnis kecil.

Menurut Biden, sebelum bisa mengalahkan Covid-19, hal yang paling utama adalah mengalahkan Donald Trump.

Dengan kalahnya Trump, Biden mengatakan semua kekacauan, kemarahan, dan kebencian yang selama ini dibuat oleh Trump akan berakhir.

Baca Juga: Menjelang Hari Pahlawan, Ini 5 Rekomendasi Film Mengenai Perjuangan

Sementara itu, Trump terus mempropagadakan pesan anti-lockdown di sosial media miliknya. Di Twitternya ia berpendapat bahwa ide Biden soal lockdown adalah ide gila.

"Jangan biarkan Joe Biden mengunci ekonomi kita," tulisnya di Twitter yang mengacu pada pernyataan Biden Agustus lalu yang ingin mendengarkan himbauan ilmuwan untuk lockdown.

Mengingat pemilih yang masih ragu-ragu sangat sedikit jumlahnya, direktur Pusat Politik di Universitas Virginia Larry Sabato mengatakan bahwa propaganda Trump tidak bermaksud mengubah pilihan rakyat, melainkan bertujuan untuk meningkatkan jumlah pemilihnya.

Baca Juga: Mengenal HOS Cokroaminoto, Sang Guru Para Pahlawan Indonesia, Soekarno Salah Satu Muridnya

Lebih lanjut, Sabato menjelaskan bahwa Trump ingin memamerkan pada masyarakat "kartu as" miliknya yakni ekonomi beserta pemulihannya.

Dengan demikian, secara tak langsung Trump "membiarkan" lebih banyak infeksi Covid-19 dan kematian.

"Dia (Trump) membuat pilihan yang jelas sementara Biden memilih cara lain, yaitu melakukan apa yang Eropa lakukan. Tidak perlu ada lockdown total, tetapi lockdown yang bersifat substansial dan kewajiban memakai masker. Hal yang tidak disukai Trump dan pendukungnya," tutur Sabato.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah