Pendukung Trump di Arizona Adakan Aksi Protes, Tak Terima Biden Unggul

- 6 November 2020, 19:55 WIB
Ilustrasi aksi demontrasi.
Ilustrasi aksi demontrasi. /pixabay.com/niekverlaan
 
 
PORTAL POBOLINGGO - Puluhan pendukung Donald Trump berkumpul dan berunjuk rasa di pusat penghitungan suara di negara bagian  Arizona yang membuat panitia pemilihan yang sedang melakukan perhitungan menempatkan sheriff (kepolisian) setempat di luar gedung.
 
Dikutip dari The Guardians, media TV lokal ABC 15 Arizona melaporkan adanya beberapa demonstran yang membawa senjata dan memaksa masuk ke dalam gedung pada Rabu malam 4 November 2020 sebelum akhirnya diminta untuk pergi. 
 
Demonstran tersebut diduga adalah pendukung Trump bersama dengan beberapa tokoh sayap kanan yang kerap melakukan demonstrasi di negara bagian tersebut.
 
 
Hal ini berkaitan dengan media yang memberitakan bahwa suara untuk Joe Biden memimpin tipis di Arizona. 
 
Pendunkung Trump lantas mencoba untuk menegaskan bahwa suara mereka lebih dari cukup untuk menyalip Biden yang menurut penghitungan terbaru mendapat 69.000 suara.
 
Berbeda dengan protes dari pendukung Trump di Michigan dan Pennsylvania yang meminta penghitungan suara dihentikan, pengunjuk rasa di Phoenix (ibukota Arizona) yang meminta untuk menghentikan penyerobotan surat suara  dan memaksa surat suara yang tersisa segera ditabulasi.
 
 
Hal yang memperumit keadaan tersebut adalah pemberitaan Fox News dan Associated Press tentang keunggulan Biden di Arizona yang terkesan buru-buru padahal masih ada ratusan ribu suara yang belum dihitung.
 
Pada Rabu malam keunggulan Biden di negara bagian itu semakin menipis dengan masuknya 74.000 suara dari daerah Maricopa, yang menguntungkan posisi Trump.
 
Hal itu bukanlah tanpa alasan karena sisa suara yang akan dihitung berasal dari pemilih di daerah Pima yang merupakan pendukung Demokrat dan tentu saja akan menguntungkan Biden. 
 
 
Demontrasi soal keyakinan pendukung Trump akan kemenangan Trump di Arizona disambut dengan pandangan skeptis oleh para peneliti.
 
Analis The Washington Post, Philip Bump mengatakan bahwa kalaupun suara Trump meningkat drastis setelah lebih banyak suara sah diumumkan, itu hanya akan memperkecil jarak antara dua kandidat, tidak lebih. 
 
Aksi demo di Maricopa, pusat kota Phoenix terjadi ketika Trump mengajukan protes bahwa ada masalah dengan pemungutan dan penghitungan suara, terutama dengan pemilihan yang menggunakan kotak suara.
 
 
Pengunjuk rasa di Phoenix yang menggunakan "atribut serba Trump" terlihat memenuhi sebagian besar tempat parkir di pusat pemilihan dengan sesekali meneriakkan kekecewaan dan kemarahan terhadap Fox News serta media lain yang yang menyatakan Biden sebagai pemenang di Arizona.
 
Di tenah kelompok demonstran itu juga berdiri Paul Gosar, seorang DPR partai Republik di Arizona yang sekaligus pendukung setia Trump.
 
Dirinya menyatakan tidak akan membirakan "penyerobotan" surat suara miliki Trump.
 
 
Menanggapi aksi protes tersebu, juru bicara departemen pemilihan daerah Maricopa, Megan Gilbertson mengatakan beberapa anggota kepolisian menurup akses masuk ke gedung yang membuat penghitungan suara berlanjut dengan lancar hingga malam.
 
Dua pejabat tinggi daerah yang masing-masing brasal dari Partai Demokrat maupun Partai Republik menyatakan keprihatinan tentang kesalahan informasi yang telah menyebar dan bisa menodai integritas proses pemilihan.
 
"Setiap orang harus memastikan semua suara terhitung baik nantinya dikirim atau diberikan secara langsung." Begitulah bunyi pernyataan yang ditandatangani oleh Clint Hickman, perwakilan Partai Republik dari dewan pengawas wilayah Maricopa dan pengawas Partai Demokrat Steve Gallardo. "
 
 
"Pemungutan suara yang akurat membutuhkan waktu dan ini adalah bukti demokrasi, bukan penipuan," kata Hickman dan Gallardo.***
 

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini