PORTAL PROBOLINGGO - Pada hari Minggu, 15 November 2020, warga Belarusia turun ke jalan-jalan di ibu kota Minsk dalam demonstrasi melawan pemimpin kuat Alexander Lukashenko, saat kemarahan publik meningkat atas kematian seorang aktivis oposisi baru-baru ini.
Polisi bersenjata dan bertopeng membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata dan granat setrum dan juga mengerahkan meriam air.
Menurut laporan media lokal, hal tersebut terjadi tak lama setelah demonstrasi terbaru dimulai untuk melawan mantan pemimpin kuat negara Soviet itu.
Baca Juga: Pengungsi Gunung Merapi Semakin Meningkat, BPBD Telah Siapkan 44 Lokasi Pengungsi
Kelompok hak asasi Belarusia, Viasna, mengatakan setidaknya 328 orang ditahan, termasuk jurnalis. Sekitar 15 stasiun metro ditutup dan akses internet seluler dibatasi, seorang jurnalis melaporkan.
Puluhan ribu orang telah turun ke jalan-jalan kota di seluruh Belarusia setiap akhir pekan sejak 9 Agustus 2020 lalu ketika Lukashenko mengklaim masa jabatan presiden keenam dalam pemilu yang menurut para pengkritiknya dan negara-negara Barat dicurangi.
Uni Eropa telah berikan sanksi kepada pejabat di negara otoriter itu karena mencurangi pemungutan suara dan melakukan tindakan keras brutal terhadap demonstrasi pasca pemungutan suara yang menyebabkan penangkapan massal, tuduhan penyiksaan dan pelecehan di tangan petugas keamanan.
Baca Juga: Jadwal Acara TVRI, 16 November 2020, Ada Belajar Dari Rumah dan Beranda Pak RT
Sebelumnya, ribuan demonstran di Minsk pada hari Jumat, 13 November lalu berduka atas kematian seorang pengunjuk rasa yang dinyatakan meninggal satu hari setelah polisi menangkapnya.
Roman Bondarenko yang berusia 31 tahun meninggal di Minsk setelah polisi menangkapnya sebagai buntut dari perselisihan di alun-alun kota yang telah menjadi tempat 'pertemuan reguler' bagi oposisi.
Artikel Rekomendasi