Belurasia Memanas, Pihak Keamanan Bubarkan Massa dengan Granat Setrum

- 16 November 2020, 09:38 WIB
Ilustrasi demonstrasi.
Ilustrasi demonstrasi. //Pixabay

Sebagaimana dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Channel New Asia, Roman Bondarenko ditangkap oleh polisi pada hari Rabu, 11 November 2020 lalu setelah bentrokan terjadi antara para demonstran dan pasukan keamanan di halaman gedung di Minsk.

Baca Juga: Ikuti Uji Coba LRT Jabodetabek, Menhub Budi Karya Ungkapkan Rasa Bangga

Bondarenko lalu dinyatakan meninggal pada Kamis 12 November 2020 setelah menderita kerusakan otak. Dan hal itu memicu gelombang kemarahan di antara oposisi Belarusia, yang menuntut pasukan keamanan Lukashenko untuk bertanggung jawab.

Pemimpin oposisi Svetlana Tikhanovskaya menggambarkan Bondarenko sebagai "orang yang dibunuh karena ingin hidup di negara bebas".

Tikhanovskaya juga mengatakan tindakan keras yang dilakukan oleh pasukan keamanan Lukashenko terhadap pengunjuk rasa dengan menggunakan gas, granat dan senjata api sebagai "penghancuran" dan menyerukan dukungan internasional untuk para demonstran.

Baca Juga: Pemerintah Kebut Selesaikan Peraturan Pelaksana UU Cipta Kerja

"Kami meminta sekutu kami untuk membela rakyat Belarusia dan hak asasi manusia. Kami membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk yang terluka, dukungan untuk media, dan penyelidikan kejahatan internasional," tulisnya di Twitter.

Sementara itu, Alexander Lukashenko sendiri mengatakan pada hari Jumat 13 November 2020 mengatakan bahwa dia telah meminta penyelidik untuk menyelidiki insiden itu secara jujur dan obyektif.

Setidaknya empat orang tewas dalam demonstrasi melawan Lukashenko sejak bulan Agustus lalu dan Uni Eropa sendiri telah mengutuk kematian Bondarenko dengan mengatakan hal itu dapat menjamin sanksi lebih lanjut.

Baca Juga: Info Lowongan Kerja : PT Raja Top Food Indonesia Membuka 10 Posisi, Simak Persyaratannya

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini