Pandemi Makin Parah, Joe Biden Minta Trump Kooperatif untuk Tangani Pandemi Covid 19 di Amerika

- 17 November 2020, 16:00 WIB
Donald Trump menegaskan kemenangan Joe Biden karena proses pemilu yang curang
Donald Trump menegaskan kemenangan Joe Biden karena proses pemilu yang curang /Instagram.com/@realdonaldtrump

PORTAL PROBOLINGGO - Kemarin, 16 November 2020, perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) 'Moderna' melaporkan vaksin buatannya 94,5% efektif menangkal virus Covid 19. Sayangnya, kabar gembira itu tak digenapi dengan kabar baik di arena politik, sebab Donald Trump dan Joe Biden tak kunjung menemukan titik tengah untuk bekerja sama menangani pandemi Covid 19 di AS.

Dalam konferensi pers pada Senin, 16 November 2020, presiden terpilih Joe Biden menyebut uji coba vaksin Moderna merupakan kabar gembira bagi AS. Akan tetapi, ia juga mengingatkan bukan cuma vaksin yang dibutuhkan untuk mencegah korban berjatuhan.

Baca Juga: Berbeda Sikap Soal Vaksin, Biden: Akan Ada Lebih Banyak Korban Jika Tidak Ada Kerja Sama

"Akan lebih banyak korban kecuali pemerintahan Trump mulai bekerja sama dengan Demokrat," tuturnya.

"Kita akan memasuki musim dingin dan itu berarti segalanya bisa menjadi lebih buruk," tambah pria berusia 77 tahun tersebut.

Sementara Donald Trump, alih-alih memberi sinyal untuk meneriwa tawaran Biden, justru menulis di twitternya bahwa vaksin Moderna merupakan buah usahanya menangani pandemi.

Baca Juga: Krisis Politik Peru, Presiden Berganti 3 Kali Dalam Seminggu

"Vaksin Moderna baru saja diumumkan, 95% efektif. Harap ingat bahwa penemuan besar ini, yang akan mengakhiri pandemi, terjadi di era saya!" cuitnya.

Sebagian kritikus menganggap Trump sudah menyerah untuk mengatasi pandemi. Sekadar informasi, virus asal Wuhan, Tiongkok, tersebut telah membuat 244.000 warga AS meninggal dunia dan rata-rata kasus positif harian lebih dari 100.000 per hari.

 

Michael Osterholm, penasihat Joe Biden, bahkan mengatakan bahwa Amerika Serikat saat ini sedang menjalani krisis kesehatan yang sangat berbahaya.

Baca Juga: Donald Trump Mulai Akui Kemenangan Joe Biden di Pemilu AS?

"Kami berada dalam periode yang sangat berbahaya, sebuah krisis kesehatan parah sejak 1918," tuturnya kepada NBC.

Hingga hari ini, Donald Trump masih belum mengakui kemenangan Joe Biden. Imbasnya, pihak Biden belum mendapat akses dan pendanaan pemerintah untuk mengatasi pandemi. Padahal, sesaat setelah dinyatakan menang dalam Pemilu AS, Biden telah membentuk gugus tugasnya sendiri.

Beberapa anggota Partai Republik telah meningatkan bahwa keengganan Trump memberikan akses kepada Biden bisa menimbulkan risiko kemanan nasional dan terhambatnya penanganan pandemi.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Tahap III Kembali Cair, Kemnaker Umumkan Sebanyak Rp3,77 triliun Siap Dibagikan

Sebelumnya, pada Minggu, 15 November 2020 Trump sempat mengakui secara terbuka kemenangan Biden. Namun tak beberapa lama berselang, ia menegaskan kembali bahwa kemenangan Biden adalah buah kecurangan.

"Dia menang karena curang di Pemilu," cuitnya.

Elise Gould, ekonom Ecomonics Policy Intitute ikut buka suara mengenai sengketa politik Trump dan Biden. Ia mengingatkan selama dua pihak berseteru, pandemi Covid-19 telah melumpuhkan banyak kegiatan ekonomi Amerika.

Baca Juga: Anies Baswedan Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Untuk Memberikan Klarifikasi Terkait Habib Rizieq

"Jika ini berlarut-larut dan tak segera diambil kebijakan untuk mengatasi pengangguran, akan butuh waktu sangat lama untuk memulihkan ekonomi Amerika seperti masa pra-pandemi," tuturnya, dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari The Guardian. ***

 

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x