Krisis Politik Peru, Presiden Berganti 3 Kali Dalam Seminggu

- 17 November 2020, 08:42 WIB
Aksi demonstrasi di Peru
Aksi demonstrasi di Peru /Tangkapan layar YouTube The Guardian

PORTAL PROBOLINGGO - Peru tengah menghadapi krisis politik terburuk dalam satu dekade terakhir. Kemarin, 16 November 2020 waktu setempat, Kongres Peru memilih Fransisco Sagasti sebagai presiden sementara setelah Presiden Manuel Merino mengundurkan diri pada Minggu.

Itu berarti negara produsen tembaga nomor dua di dunia itu telah 3 kali mengganti presiden dalam 7 hari terakhir.

Langkah itu diharapkan dapat meredam protes besar-besaran yang terjadi sejak Presiden Martin Vizcarra dimakzulkan Kongres pada Senin, 9 November 2020. Sagasti adalah anggota Kongres yang sejak awal menentang penggulingan Vizcarra. Ia akan memimpin Peru hingga pemilu April 2021 mendatang.

Baca Juga: Donald Trump Mulai Akui Kemenangan Joe Biden di Pemilu AS?

Mantan presiden sementara, Manuel Merino, mengundurkan diri pada Minggu, 15 November 2020 setelah unjuk rasa menentang pemerintahannya semakin memuncak. Masyarakat Peru menentang pemerintahaan Merino yang dianggap sebagai kudeta dan buah kesemena-menaan Kongres.

Gelombang unjuk rasa semakin menjadi setelah dua pengunjuk rasa dilaporkan meninggal dunia akibat mendapat tindak kekerasan dari polisi pada Sabtu, 14 November 2020.

Korban diidentifikasi sebagai Jack Brian Sanches, berusia 22 tahun, dan Jordan Inti Sotelo Camargo, berusia 24 tahun.

Baca Juga: Protes Pemakzulan Presiden di Peru, Demonstran: Kami Semua Sangat Marah

"Hari ini bukan perayaan, karena kami melihat dua anak muda meninggal dalam unjuk rasa," tutur Fransisco Sagasti, sesaat setelah dia terpilih, sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari The Guardian.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x