Surat Al-Baqarah Ayat 183 Tentang Kewajiban Berpuasa, Arab, Latin, dan Terjemahan

17 April 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi Al Quran. // Pexels / khats cassim /

PORTAL PROBOLINGGO - Berpuasa pada hakikatnya ialah menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa. Mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Tidak hanya makan dan minum yang dapat membatalkan puasa, namun sikap dan tindakan, serta ucapan yang tidak baik, juga dapat mengurangi nilai ibadah bahkan membatalkan puasa.

Dengan berpuasa memungkinkan kita untuk dapat menahan segala niat dan hasrat, yang dapat menjerumuskan kita dalam melakukan perbuatan tidak berguna.

Berpuasa jika dilakukan dengan niat yang benar, mampu menjauhkan diri kita dari perasaan hanyut dalam kesenangan dunia semata.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Sabtu 17 April 2021, Cerita Soal Ricky, Papa Surya dan Nino Kembali Curiga ke Elsa?

Baca Juga: Ketahuilah, 5 Sikap Ini Bisa Jadi Tanda Anda Sebenarnya Orang Yang Jenius, Nomor 2 Jarang Disadari

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk dapat meluruskan niat puasa yang sebenarnya.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman tafsirweb.com, kewajiban berpuasa, ada dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Berikut bacaannya :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Berikut berbagai tafsir tentang surat Al-Baqarah ayat 183 :

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian, agar kalian bertakwa kepada Allah, yaitu dengan cara membuat tabir penghalang antara diri kalian dan azab Allah melalui amal saleh. Salah satu amal saleh yang paling utama ialah puasa. (Tafsir Al-Muyassar)

Baca Juga: Cara Mudah Perpanjangan SIM Secara Online, Cukup 5 Menit Tanpa Perlu Mengantre

Hai orang-orang yang beriman, diharuskan bagi kalian untuk berpuasa sebagaimana Allah telah mengharuskannya bagi umat-umat sebelumnya agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ibnu Asyur menyebutkan tiga tujuan dari penyebutan bahwa puasa juga diwajibkan bagi umat-umat terdahulu: Agar umat Islam memperhatikan ibadah ini, sebab ibadah ini telah disyariatkan Allah sebelum umat Islam, kemudian Allah mensyariatkannya pula bagi umat Islam, hal ini menunjukkan kebaikan yang dikandungnya dan besar pahalanya. Agar umat Islam tidak merasa berat dalam menjalankannya, sebab mereka telah mendapat teladan dari umat terdahulu. Agar menguatkan tekat dalam menjalankan kewajiban ini dan tidak lalai. Adapun firman Allah {لعلكم تتقون} untuk menjelaskan hikmah dari ibadah puasa dan tujuan disyariatkannya. (at-Tahrir wa at-Tanwir 2/154-156). (Tafsir Al-Mukhtashar)

Ini adalah seruan dari Allah kepada hambanya yang beriman yang bahwasannya puasa ramadhan adalah wajib dengan melihat hilal. (Tafsir Al-Wajiz)

1 ). Diantara kebaikan Allah kepada hamba-hamba Nya bahwasanya Dia tidak menghadapkan mereka dengan penderitaan yang sangat besar, dan dari makna ini sebagian ulama mengatakan : sesungguhnya Allah mengatakan pada perkara-perkara yang dibenci : { كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ } , walaupun telah diketahui bahwa Dialah yang mewajibkan syari'at itu, tetapi ketika Dia datang kepada perkara yang menghantarkan kepada ketenagan Ia berkata : { كَتَبَ عَلَىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ } "Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang" [ al-An'am : 12 ].

Baca Juga: Surah Al-Isra ayat 32 tentang Larangan Mendekati Zina, Tulisan Arab, Latin, Tafsir dan Terjemahan Indonesia

2 ). Jika anda memperhatikan firman Allah : { كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ } dan bagaiman sikap kaum muslimin menerima kewajiban syari'at ini dengan segala keridhoan yang mereka miliki, lalu anda membandingkan dengan sikap bani Isra'il yang tidak tanggap dengan perintah menyembelih seekor sapi saja! anda akan mengetahui betapa mulianya ummat ini dantara seluruh ummat.

3 ). - Bahwasanya puasa Ahli kitab pada awalnya ditetapkan dengan landasan ru'yah dan bukan dengan hisab, sebagaimana yang difahami dengan lafazh : { كَمَا } akan tetapi mereka kemudian merubah dan mengganti setelah ditetapkannya syari'at itu. - Kecintaan Allah terhadap syari'at ini, oleh karena itu Dia mensyari'atkan kepada seluruh ummat.

4 ). Sesungguhnya puasa itu menjaga stamina tubuh dan kesehatan hati, dan mengembalikan kepadamya apa yang telah dirampas oleh tangan-tangan syahwat, dan puasa merupakan sebaik-baik penolong menuju kepada ketaqwaan.

Baca Juga: Ceramah Ramadhan 2021 Tentang Puasa Menjadikan Pribadi yang Bertaqwa oleh Ustadz Dr. Setiawan bin Lahuri

5 ). { لَعَلَّكُمْ } Lafazh لعل dalam ayat ini adalah untuk menjelaskan sebab, yakni puasa menjadi sebab kalian bertaqwa, dan dari sini qo'idah mufidah : bahwa lafazh ( لعل ) ketika datang setelah perintah maka dia menjelaskan sebab, sebagaimana firman Allah setelah ayat ini : { وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ } "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" .

6 ). Romadhon merupakan madrasah taqwa, perhatikanlah bagaimana kata taqwa disebutkan diawal ayat dan di akhir ayat diantara ayat-ayat puasa; hal itu karena puasa menjadi salah satu hal yang paling agung untuk mewujudkan ketaqwaan dalam diri seorang hamba, maka hendaklah kita melihat bagaimana pengaruh puasa terhadap ketaqwaan kita kepada Allah baik dalam hal pendengaran dan penglihatan maupun ucapan; agar kita bisa mencapai sebuah tujuan yang mulia : { لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ } . (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir)

***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler