Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad SAW, Meneladani Sikap Toleransi Rasulullah

28 Oktober 2020, 16:21 WIB
Khutbah Jumat tema Maulid Nabi Muhammad SAW /Unsplash.com/@martinadams

PORTAL PROBOLINGGO—Jumat Minggu ini terasa spesial karena datang bersamaan dengan suasana Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu cara untuk mengingat dan mengenang Rasulullah yaitu dengan menyampaikan khutbah tentang teladan yang Beliau berikan.

Ada banyak teladan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, salah satunya ada pada naskah khutbah Jumat tentang Maulid di artikel ini.

Khutbah Jumat tema Maulid Nabi Muhammad ini akan membahas mengenai teladan yang diberikan Rasulullah, terutama sikap toleransi.

Baca Juga: Buntut Polemik Kartun Nabi Muhammad, Media Perancis Serang Erdogan

Berikut merupakan naskah lengkap khutbahnya seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman resmi Nahdatul Ulama.

Khutbah Pertama

   الحَمْدُ للهِ الّذِي خَلَقَ الخَلْقَ لِعِبَادَتِهِ، وَأَمَرَهُمْ بِتَوْحِيْدِهِ وَطَاعَتِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْمَلُ الخَلْقِ عُبُودِيَّةً للهِ، وَأَعْظَمَهُمْ طَاعَةً لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Jamaah shalat jum’at hafidhakumullâh, Dalam kesempatan ini, khatib mengajak pada diri sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa belajar meneladani perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, makhluk paling agung pengemban risalah suci untuk memperbaiki akhlak manusia.

Baca Juga: Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad SAW, Meneladani Sikap Rasulullah dalam Menghadapi Konflik

Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Salah satu poin penting yang bisa kita contoh dari beliau adalah akhlak dalam konteks hubungan sosial.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk pribadi dengan keluasan hati yang mengagumkan. Beliau tak hanya orang yang gigih dalam memperjuangan syiar kebenaran Islam tapi juga menunjukkan perangai mulia dalam berdakwah sebagai menifestasi dari klaim kebenaran itu sendiri.

Ketika kita membaca kembali lembar tarikh (sejarah) peradaban Islam, kita akan menemukan fakta bagaimana Nabi bersikap kepada pasukan musuh begitu momen kemenangan besar Fathul Makkah (pembebasan kota Makkah) diraih.

Baca Juga: Rekomendasi Sepeda Listrik Murah di Bawah Sepuluh Juta

Kejadian itu bermula saat kaum musyrikin Quraisy di Makkah merusak kesepakatan gencatan senjata yang dikenal dengan “Perjanjian Hudaibiyah”, hingga mengundang sepuluh ribu pasukan Muslim dari Madinah untuk menyerbu Makkah.

Seluruh kaum musyrikin dilanda ketakutan, terutama pemimpin tertingi mereka, yakni Abu Sufyan. Dengan kekuatan pasukan Muslim yang berkembang demikian pesat, ia sadar betul kekalahan bagi kelompoknya sudah di depan mata.

Reputasi dirinya sebagai pemimpin yang sangat disegani pada hari itu runtuh, wibawanya sebagai jawara tanpa tanding pun remuk. Lalu apa yang diperbuat oleh Rasulullah? Jamaah Jum’at yang semoga dimuliakan Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah tipe pendendam dan pemarah.

Baca Juga: Mengenal Sosok Guru Bangsa Indonesia HOS Cokroaminoto

Sejarah perlakuan buruk kaum musyrikin Quraisy, termasuk Abu Sufyan, terhadap dirinya dan umat Islam tak membuatnya bertindak secara membabi buta. Di hadapan khalayak waktu itu, Nabi justru berpidato “Barangsiapa masuk ke dalam Masjidil Haram, dia akan dilindungi.

Barangsiapa masuk ke dalam rumah Abu Sufyan, dia akan dilindungi.” Ungkapan ini membuat banyak orang terperanjat. Nabi seakan paham dengan suasana batin Abu Sufyan, dedengkot pasukan musuh itu.

Mendengar pengumuman itu, hati Abu Sufyan yang garang luluh bercampur bahagia. Meski dalam posisi terpojok, ia merasa sangat terhormat dan terlindungi.

Baca Juga: Pemilik SIM C Dikabarkan Akan Dapatkan BLT Rp900 Ribu dari Pemerintah, Cek Faktanya Disini!

Tak tanggung-tanggung, Rasulullah seolah menyejajarkan rumahnya dengan Masjidil Haram. Barangkali karena kemuliaan akhlak Nabi inilah Abu Sufyan tak lagi canggung memeluk Islam.

Dari sini kita belajar, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tak hanya pandai bertutur tentang pentingnya berbuat bijak kepada sesama, tetapi beliau konsisten dengan memberikan teladan langsung dalam wujud perilaku.

Penghormatan Nabi di sini tak sebatas kepada orang atau kelompok yang berbeda pandangan dengan dirinya, tapi bahkan kepada orang atau kelompok yang sedang memusuhinya. Maka benarlah ungkapan sebuah hadits shahih:

أَحَبُّ الدِّينِ إلى الله الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

“Agama yang paling dicintai oleh Allah adalah al-hanafiyah as-samhah (yang lurus lagi toleran).”

Baca Juga: Ribuan Orang Berdemo di Bangladesh Tuntut Presiden Emmanuel Macron untuk Meminta Maaf

Rasulullah juga memberi isyarat bahwa tak ada hubungan keimanan seseorang dengan perasaan benci. Sehingga, kita pun menjadi heran saat menyaksikan banyak orang-orang yang merasa iman meningkat tapi kebenciannya terhadap orang yang tak seiman dengan dirinya pun ikut meningkat.

Sikap semacam ini kontradiktif dengan dengan sabda Nabi sebagaimana tertulis dalam kitab Riyadlus Shalhin:

 أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Mukmin yang paling sempurna adalah mereka yang paling indah akhlaknya”

Baca Juga: Beasiswa Pendidikan Pemuda Indonesia Telah Dibuka, Simak Jadwal Pendaftarannya Disini

Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim pernah dikisahkan, suat kali Rasulullah berdiri (memberi hormat) ketika sebuah iring-iringan jenazah yang lewat di hadapannya.

Salah seorang sahabat beliau mengingatkan bahwa jenazah itu adalah jenazah orang Yahudi, yang tak layak mendapat penghormatan.

Beliau lansung menjawab, “Bukankah ia juga manusia?”

 مَرَّتْ بِهِ جَنَازَةٌ فَقَامَ فَقِيْلَ لَهُ إِنَّهَا جَنَازَةُ يَهُوْدِي فَقَالَ أَلَيْسَتْ نَفْسًا؟

Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah, Perilaku Rasulullah tersebut menyiratkan pesan bahwa keteguhan iman seseorang ditandai bukan dengan sikap angkuhnya terhadap orang yang berbeda.

Baca Juga: Resep Tongseng Daging Sapi, Cocok untuk Santap Keluarga

Justru sebaliknya, kuatnya keyakinan itu justru memantulkan sikap-sikap tawadlu’, rasa hormat, tasamuh (toleran) dan terbuka terhadap yang lain.

  وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

Baca Juga: Presiden Prancis Dapat Kecaman Atas Penerbitan Karikatur Nabi Muhammad SAW

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

  اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata di Probolinggo yang Layak Dikunjungi di Libur Panjang

Itu dia naskah khutbah Jumat tema Maulid Nabi Muhammad SAW tentang meneladani sikap toleransi Rasulullah.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler