Baca Juga: Pasien Rawat Inap Covid-19 di Wisma Atlet Menurun, Petugas Tetap Lakukan Antisipasi
Allah Subhabahu Wa Taala adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Marilah kita bersabar sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ
قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦) (البقرة: ١٥٥-١٥٦)
Artinya: Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab). (QS al-Baqarah: 155-156)
Baca Juga: Resep Kue Lemper Ayam, Mudah Enak dan Gurih
Saudaraku yang Dirahmati Allah
Jika kita terkena musibah, hendaklah kita meneladani Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam kesabarannya. Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu anhu bahwa ia masuk bersama Rasulullah untuk melihat putranya yang bernama Ibrahim saat sakratul maut. Rasulullah kemudian mengambilnya dan menciumnya. Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah terenggut nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ‘Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu ’anhu berkata kepadanya: Anda pun menangis, wahai Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: Wahai Ibnu ‘Auf, sungguh inilah rasa kasih sayang. Nabi kembali meneteskan air mata dan bersabda:
إِنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، وَالقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلاَ نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُوْنُوْنَ
Artinya: Sungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun bersedih, tetapi kami tidak mengatakan kecuali apa yang Allah ridhai, dan sungguh kami bersedih karena berpisah denganmu, wahai Ibrahim.
Kesulitan yang pertama kali dialami seorang manusia adalah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian ketika diikatkan bedung ke badannya sehingga merasakan ketidaknyamanan dan susah bergerak. Lalu merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya tidak menyusu, maka akan terlantar dan kelaparan. Lalu merasakan sakit saat giginya tumbuh. Setelah itu akan mengalami kesulitan saat disapih, melebihi rasa sakit terkena pukulan. Kemudian merasakan rasa sakit saat dikhitan. Setelah melewati itu semua, akan menghadapi guru yang mendidiknya, menggemblengnya dan terkadang memberikan hukuman kepadanya.
Artikel Rekomendasi