Ceramah Ramadhan 2021 tentang Hakikat Dunia oleh Al-Ustadz Muhammad Wahyudi Unida Gontor

- 19 April 2021, 12:57 WIB
Ilustrasi. Berikut contoh teks ceramah bertema Ramadhan, bisa dijadikan materi ketika kultum.
Ilustrasi. Berikut contoh teks ceramah bertema Ramadhan, bisa dijadikan materi ketika kultum. /pexels.com/Gezer Amorim

Ketiga, ad-dunyā berasal dari akar kata (د ن ي) yang salah satu bentuknya adalah دناءة, yang berarti kehinaan.

Dunia diibaratkan seperti tong sampah bau busuk, tapi manusia malah berlomba-lomba meraihnya. Jika pun ada nikmatnya, ia sejatinya hanya seperti ujung sayap nyamuk, sangat kecil.

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa suatu hari Umar bin Khattab sedang berjalan bersama para sahabat, lalu mereka melewati sebuah tempat sampah dan para sahabat menutupi hidung mereka. Umar bin Khattab lalu menjelaskan bahwa seperti itulah dunia.

Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)
Kesimpulan

Maka secara sederhana bisa kita gambarkan bahwa dunia itu rendah secara geografis, singkat secara waktu, dan hina secara hakikat. Dengan memahami hal ini, sikap kita yang benar adalah tidak lalai terhadapnya, tidak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Jangan sampai kita menjadi apa yang disebut dalam ayat “Bal tu’tsirūna al-hayāh ad-dunyā wal ākhiratu khayrun wa abqā”.

Baca Juga: Resep Lauk Sahur dan Berbuka Puasa : Bakso Mercon atau Pentol Mercon, Enak, Pedas, dan Mudah

Baca Juga: LIVE STREAMING PSS vs Persib Semifinal Leg 2 Piala Menpora 2021, Super Elang Jawa Optimis Bisa Masuk Final

Sebaliknya, kita menggunakan kehidupan di dunia ini sebagai ladang amal, untuk bekal menuju akhirat yang kekal. Tentu kita tahu, orang yang beruntung adalah ia yang ringan beban dosanya, berat timbangan amalnya.

Halaman:

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Gontor


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah