PORTAL PROBOLINGGO - Beberapa waktu lalu pemerintah telah mengurangi jumlah libur dan cuti bersama akhir tahun yang merupakan pengganti cuti bersama Lebaran tahun 2020 dari semula tanggal 24 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021 menjadi 24-27 Desember 2020 dan 1 Januari 2021.
Alasan pemangkasan hari libur itu tak lain adalah upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas.
Meski hari libur telah dipangkas, tapi hari-hari libur yang ada tetap berpotensi menjadi potensi penularan Covid-19.
Baca Juga: Cara Membuat Tanaman Keladi Rendah, Rimbun, dan Daun Tak Mudah Layu
Sehubungan dengan hal itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar mengisi libur akhir tahun 2020 pada masa pandemi Covid-19 dengan melakukan kegiatan di rumah dan tidak perlu mengadakan kegiatan di luar rumah, terutama yang menimbulkan adanya kerumunan banyak orang.
"Akan ada juga libur Hari Raya Natal dan libur Tahun Baru 2021, yang tentunya ini akan berpotensi terjadinya kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan, termasuk juga acara-acara keluarga," kata Doni pada Senin, 7 Desember 2020, dalam keterangan resmi melalui media daring di Jakarta.
Baca Juga: Konflik Polisi dan FPI, Ternyata Menteri Orde Baru dan Gusdur Ungkap Kekhawatirannya
Dengan merayakan liburan bersama keluarga di rumah, Doni berharap liburan akhir tahun kali ini dapat menjadi momentum yang lebih berharga dan tetap aman serta nyaman.
"Kami mengajak liburan kali ini adalah liburan yang aman, liburan yang juga harus nyaman, tanpa jalan-jalan tanpa bepergian,” kata Doni.
Tak hanya soal potensi penularan Covid-19, Doni Monardo yang merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem dalam tiga pekan ke depan, sebagaimana telah diperkirakan oleh BMKG.
Baca Juga: Mengejutkan! Ahok dan Megawati Ternyata Dekat, Sering Bicaran Hal Ini Hingga Berjam-jam
Oleh karena itu, masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi potensi dampak bencana alam yang dapat dipicu oleh faktor cuaca ekstrem tersebut.
"Karena kita lihat perkembangan cuaca pada dua tiga minggu yang akan datang, cuaca ekstrem hampir melanda di seluruh wilayah nasional kita sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh BMKG,” tutup Doni.***