Bio Farma Sanggup Produksi Vaksin untuk 250 Juta Penduduk Indonesia Secara Bertahap

20 Oktober 2020, 16:05 WIB
Ilustrasi Vaksinasi /Dimhou/Pixabay

PORTAL PROBOLINGGO - Upaya mengendalikan pandemi Covid-19 melalui pengadaan dan pengembangan vaksin masih terus dilakukan.

Setelah sebelumnya pemerintah berhasil mendapatkan komitmen dari 4 kandidat produsen vaksin, yakni Astrazeneka, Sinovac, Cansino, dan Sinopharm, kemarin, PT. Bio Farma yang terpilih menjadi produsen vaksin, menyatakan kesanggupan memproduksi vaksin Covid-19 bagi 250 juta masyarakat Indonesia secara bertahap.

Hal tersebut diungkap Corporate Secretary PT. Bio Farma, Bambang Heriyanto dalam talkshow 'Menjemput Asa Vaksin Covid-19' di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, pada Senin, 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Pastikan Uji Klinis Ketat, Satgas Covid Minta Masyarakat Tak Lagi Ragukan Manfaat Vaksin Covid-19

"Tentu persiapan dari awal sudah disiapkan. Ada quality control, semua dilakukan secara hati-hati sesuai standart mutu," tutur Bambang, sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman Satgas Covid-19.

Bambang juga menyatakan produksi vaksin bagi 250 juta masyarakat Indonesia akan dilakukan secara bertahap. Vaksin Sinovac, khususnya, merupakan kerja sama Bio Farma dengan Perusahaan Sinovac asal Tiongkok.

"Sekitar 16 juta dosis sampai 17 juta per bulan yang dapat diproduksi, tergantung waktu suplai dari Sinovac," imbuhnya.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Indonesia 19 Oktober 2020, Total Kasus Konfirmasi Naik Menjadi 365.240

Bambang juga menyinggung persiapan vaksin yang telah memasuki uji klinis tahap ketiga di Universitas Padjajaran, Bandung.

"Sebanyak 1.620 relawan yang dapat suntikan vaksin tahap pertama telah selesai semua, kemudian berlanjut suntikan kedua kepada 1.714 relawan, dan 671 orang di antaranya sudah diambil darahnya," katanya.

Mengenai kesiapan produksi vaksin, Bambang mengatakan kemungkinan semua akan selesai pada awal Januari 2021.

Baca Juga: BNPD Sebut 2.286 Bencana Terjadi di Indonesia Hingga 19 Oktober 2020, Akibatkan 307 Orang Meninggal

Terkait skala prioritas penyuntikan vaksin, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan orang sehat yang berisiko tinggi seperti dokter, tenaga kesehatan, perawat yang setiap hari berinteraksi dengan pasien Covid-19, dan kelompok yang memberikan pelayanan publik yang memiliki risiko bersentuhan dengan banyak orang rencananya akan diprioritaskan.

Prof. Wiku juga menyinggung rencana dan skema distribusi vaksin. Ia menjelaskan akan menentukan prioritas karena stok vaksin tidak datang dalam jumlah yang komplit sekaligus.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Indonesia 18 Oktober 2020, Total Kasus Konfirmasi Naik Menjadi 361.867

"Karena produksi bertahap jadi pemberiannya pun dilakukan berdasarkan prioritas. Nanti ada pertimbangan tersendiri apakah diberikan pada orang yang berisiko tinggi dan diberikan ke daerah," ungkapnya. ***

 

Editor: Elita Sitorini

Sumber: satgas covid-19

Tags

Terkini

Terpopuler