Panglima TNI Ingatkan Tentang Perang di Internet, Petinggi PKS Sindir Soal OPM

- 29 November 2020, 09:47 WIB
Hidayat Nur Wahid sindir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tentang OPM.
Hidayat Nur Wahid sindir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tentang OPM. /Dok. Humas PKS/Twitter.com/@Puspen_TNI
 
PORTAL PROBOLINGGO—Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beberapa waktu lalu memimpin upacara wisuda 923 Prajurit Taruna Akademi TNI dan Bhayangkara Taruna Akademi Kepolisian Tahun 2020.
 
Dalam acara wisuda itu, Hadi Tjahjanto menyampaikan kepada para wisudawan untuk mewaspadai perang informasi yang ada di internet.
 
Ia menyebutkan, perang informasi memiliki potensi untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia.
 
 
“Dunia maya saat ini telah menjadi mandala perang baru, yaitu perang informasi yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari siaran pers Puspen TNI.
 
Pernyataan yang dilontarkan oleh Hadi mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. Ia menuturkan seharusnya Panglima TNI dapat lebih bersuara tentang ancaman dari OPM.
 
“OPM sudah berkerumun, kibarkan bintang kejora, teriakkan Papua Merdeka, keluar dari NKRI, tapi Rakyat Indonesia belum mendengar pernyataan lantang dari Panglima TNI,” kata Hidayat di akun Twitter pribadinya, Sabtu, 28 November 2028.
 
 
Dalam kesempatan ini Hidayat pun mengingatkan ada ancaman perang yang nyata dari OPM. Ia pun menuturkan, rakyat akan mendukung TNI dalam mengatasi OPM.
 
“Selamatkan NKRI! Kalahkan ancaman perang yang nyata dari OPM! NKRI Harga Mati, Panglima. Rakyat dukung TNI atasi OPM!” serunya.
 
Panglima TNI tidak hanya kali ini saja menyoroti tentang ancaman perang informasi di media sosial. Sebelumnya ia menyampaikan hal serupa saat mengisi Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, Sabtu, 21 November 2020 lalu.
 
 
Hadi menyebut, media sosial bisa menjadi ancaman baru tumbuhnya gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
 
Tidak hanya itu saja, ia pun menyampaikan, media sosial bisa menjadi tempat propaganda berbahaya karena memiliki kelebihan pada kecepatan serta penyebarannya yang masif.
 
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," pungkasnya***

Editor: Hari Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x