PORTAL PROBOLINGGO - Pro-kontra Kongres Luar Biasa (KLB) partai Demokrat terus berlanjut.
Banyak tokoh maupun simpatisan Demokrat yang menolak KLB, namun tak sedikit pula yang mendukung kongres yang dilakukan di The Hill Hotel Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara 5-7 Maret 2021 itu.
Di The Hill Hotel Sibolagit sendiri massa pendukung KLB partai Demokrat sudah mulai berdatangan. Mereka datang dari daerah sekitar Sumut, yakni Kabanjahe, Berastagi, dan Pancurbatu.
Sebagian besar pendukung KLB tersebut tampak menggunakan kaos berlambang demokrat yang bertuliskan 'Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat'.
Mikel Sembiring, salah seorang pendukung KLB mengatakan ia dan rombongan lain datang untuk memberi semangat kepada Moeldoko yang akan maju sebagai Ketum Partai Demokrat hasil KLB.
"Untuk memberi semangat. Kami juga berharap KLB ini berjalan baik. Semua kader harus menunjukkan kedewasaan atas apa pun hasil dari KLB ini," ujarnya, dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari ANTARA.
Sementara itu Ossy Hermawan menilai kaos 'Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat' semakin memperjelas keterlibatan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam percobaan kudeta partai Demokrat.
"Fakta keterlibatan Moeldoko dalam Kudeta Partai Demokrat semakin jelas dan nyata. KLB akan dipaksakan walau tidak dihadiri oleh pemegang suara yang sah," terangnya, dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari twitter @OssyDermawan pada Jumat, 5 Maret 2021.
Fakta keterlibatan Moeldoko dlm Kudeta Partai Demokrat semakin jelas & nyata. KLB akan dipaksakan walau tdk dihadiri oleh pemegang suara yg sah. Inilah sejak awal, Demokrat yakin bhw ini bukan isu internal belaka. Atas nama demokrasi, kami minta negara tdk melakukan pembiaran. pic.twitter.com/lz7pZeps2P— Ossy Dermawan (@OssyDermawan) March 4, 2021
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa hal itu semakin menguatkan keyakinan Partai Demokrat bahwa percobaan kudeta bukanlah persoalan internal semata.
Baca Juga: Djoko Tjandra Dituntut 4 Tahun Penjara Atas Kasus Suap Cessie Bank Bali
"Inilah sejak awal, Demokrat yakin bahwa ini bukan isu internal belaka. Atas nama demokrasi, kami minta negara tidak melakukan pembiaran," tambahnya. ***
Artikel Rekomendasi