“Justru yang punya pak Terawan itu sebetulnya itu bukan vaksin, tapi itu tuh imunoterapi,” ucapnya.
Oleh karena itu, Siti Fadilah Supari menilai imunoterapi justru lebih tepat digunakan untuk kelompok lanjut usia (lansia), terutama yang memiliki komorbid.
Baca Juga: Biodata Ranty Maria, Pemeran Putri dalam Sinetron Putri Untuk Pangeran, Lawan Main Verrel Bramasta
“Jadi kalau untuk orang tua, lansia seperti saya, dengan kondisi yang seperti saya yang punya komorbid dan sebagainya, itu sangat tepat bila imunoterapi atau pemberian daya tahan tubuh itu secara personal,” tuturnya.
Siti Fadilah Supari pun membeberkan alasannya bersedia turut serta menjadi sukarelawan untuk uji klinis vaksin Nusantara tersebut.
“Satu, karena saya tidak bisa divaksin dengan vaksin yang sudah ada, banyak lah pertimbangan. Saya gak mau divaksin dengan vaksin-vaksin yang konvensional, lebih baik enggak. Nanti takut ada side effect-nya, dan sebagainya,” katanya.
Kemudian, Siti Fadilah Supari mengaku telah mengenal baik Terawan Agus Putranto sejak lama, bahkan sejak dirinya masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
“Nah, dia itu memang peneliti, saya tahu persis sifat-sifatnya dia kalau udah mau neliti itu nekat, kalau udah punya pendapat dia itu kekeh, dan dia kalau mempunya pendapat itu cukup logis,” ucapnya.
Sebagai contoh, Siti Fadilah Supari menuturkan prosedur Digital Subtraction Angiography (DSA) yang sebetulnya dilarang oleh puluhan dokter.
Artikel Rekomendasi