PORTAL PROBOLINGGO - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyikapi informasi yang tengah viral yaitu terkait pernyataan yang dikemukakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal PBNU, H Ahmad Helmy Faishal Zaini menanggapi pernyataan Presiden Prancis yang menghina Agama Islam.
Sekjen PBNU kelahiran Cirebon itu sangat menyayangkan pernyataan dan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengungkapkan, Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.
Baca Juga: Libur Panjang Maulid Nabi SAW 2020, 147 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta
Pernyataan Presiden Prancis telah mengecewakan banyak orang khususnya umat Islam. Oleh karena itu, informasi tersebut tengah menjadi perbincangan banyak orang dan menuai kebencian untuk Presiden Prancis yang telah menghina Islam.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini menilai bahwa pernyataan Presiden Prancis berdampak besar terhadap perdamaian dunia.
"Pernyataan ini sangat tendensius. Menggelorakan islamophobia dan memiliki dampak besar terhadap perdamaian dunia," ujar Helmy.
Pernyataan Presiden Prancis telah mengecewakan banyak orang khususnya umat Islam. Oleh karena itu, informasi tersebut tengah menjadi perbincangan banyak orang dan menuai kebencian untuk Presiden Prancis yang telah menghina Islam.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini menilai bahwa pernyataan Presiden Prancis berdampak besar terhadap perdamaian dunia.
"Pernyataan ini sangat tendensius. Menggelorakan islamophobia dan memiliki dampak besar terhadap perdamaian dunia," ujar Helmy.
Baca Juga: Insiden Penyerangan 3 Orang di Gereja, Umat Muslim Prancis Kecam Pelaku Serangan
H Ahmad Helmy Faishal Zaini juga menjelaskan bahwa radikalisme dan ekstremisme tidak memiliki agama, sebab hal itu bisa dimiliki oleh siapapun, bahkan pribadi beragama sekalipun.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengatakan bahwa dalam islam, tidak diperbolehkan menggambar sosok Nabi Muhammad SAW, baik dari karikatur, ataupun dari gambar-gambar yang lain.
Oleh karena itu, Sekjen PBNU memita untuk menghormati perbedaan agama yang ada, dan dalam setiap ajaran di masing-masing agama tersebut.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini juga menjelaskan bahwa radikalisme dan ekstremisme tidak memiliki agama, sebab hal itu bisa dimiliki oleh siapapun, bahkan pribadi beragama sekalipun.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengatakan bahwa dalam islam, tidak diperbolehkan menggambar sosok Nabi Muhammad SAW, baik dari karikatur, ataupun dari gambar-gambar yang lain.
Oleh karena itu, Sekjen PBNU memita untuk menghormati perbedaan agama yang ada, dan dalam setiap ajaran di masing-masing agama tersebut.
Baca Juga: Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya Secara Alami
Menurut H Ahmad Helmy Faishal Zaini, kebebasan berpendapat tidak bisa memperserikat dan mengatakan suatu pendapatnya untuk dikonotasikan dengan tujuan menebar kebencian pada suatu agama tersebut.
"Maka, menggelorakan propaganda bahwa Islam merupakan agama radikalis dan ekstremis, jauh sekali dengan kebenaran dan fakta yang ada," tegas Helmy.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini juga menerangkan, bahwa Islam merupakan agama yang mengedepankan prinsip rahmatan lil alamin. Artinya, Islam tampil sebagai agama yang mengusung kasih sayang bagi seisi jagat raya.
Menurut H Ahmad Helmy Faishal Zaini, kebebasan berpendapat tidak bisa memperserikat dan mengatakan suatu pendapatnya untuk dikonotasikan dengan tujuan menebar kebencian pada suatu agama tersebut.
"Maka, menggelorakan propaganda bahwa Islam merupakan agama radikalis dan ekstremis, jauh sekali dengan kebenaran dan fakta yang ada," tegas Helmy.
H Ahmad Helmy Faishal Zaini juga menerangkan, bahwa Islam merupakan agama yang mengedepankan prinsip rahmatan lil alamin. Artinya, Islam tampil sebagai agama yang mengusung kasih sayang bagi seisi jagat raya.
Baca Juga: Menlu AS Mike Pompeo: Partai Komunis Cina Ancaman Terbesar Kebebasan Beragama
"Sangat tidak benar jika Islam diidentikkan dengan kekerasan. Islam adalah agama rahmah, kasih sayang dan perdamaian," ujar Helmy.***
"Sangat tidak benar jika Islam diidentikkan dengan kekerasan. Islam adalah agama rahmah, kasih sayang dan perdamaian," ujar Helmy.***
Artikel Rekomendasi