Insiden Penyerangan 3 Orang di Gereja, Umat Muslim Prancis Kecam Pelaku Serangan

- 30 Oktober 2020, 14:42 WIB
Kondisi Kota Nice, Prancis setelah aksi teror/
Kondisi Kota Nice, Prancis setelah aksi teror/ /Tangkap layar youtube.com/BERNAMA TV

PORTAL PROBOLINGGO - Umat Muslim di Prancis bereaksi atas pembunuhan tiga warga pada Kamis 29 Oktober 2020 di kota Nice dan mengatakan kejahatan itu tidak mewakili keyakinan maupun nilai-nilai mereka.

Serangan, yang terjadi di dalam sebuah gereja, adalah yang ketiga dalam sebulan lebih dan terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara negara-negara Muslim dan Prancis.

Beberapa seruan untuk memboikot barang-barang Prancis dilakukan pekan lalu setelah Presiden Emmanuel Macron membela hak karikatur Nabi Muhammad.

Baca Juga: Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya Secara Alami

Komentar Macron muncul setelah pembunuhan brutal terhadap Samuel Paty, seorang guru sekolah menengah yang menunjukkan gambar nabi kepada murid-muridnya selama diskusi tentang kebebasan berbicara.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Al Jazeera, Yasser Louati, seorang aktivis hak-hak sipil Prancis, mengatakan bahwa para pelaku kejahatan semacam itu tidak membedakan antara Muslim, Kristen, dan penganut ideologi yang asing bagi Islam.

Baca Juga: Netizen Tiongkok Ungkap 4 Fakta Chanyeol EXO yang Dituduh Selingkuh hingga Menyeret Rose BLACKPINK

“Seorang wanita dipenggal di dalam gereja, ini berarti orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan yang suci. Tidak ada batasan moral bagi mereka, ”kata Louati.

“Sekitar 750 orang tewas di masjid-masjid di seluruh dunia, mengapa kita tidak dapat menghubungkan titik-titiknya dan melihat bahwa ideologi ini telah menyebar sehingga sejauh ini kita kalah dalam pertarungan gagasan."tambahnya.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x