Contoh Pidato Hari Pahlawan oleh Bapak Proklamator Indonesia Ir Soekarno

- 5 November 2020, 12:15 WIB
Bapak Proklamator Ir. Soekarno, pernah memberikan sambutan pidato Hari Pahlawan.
Bapak Proklamator Ir. Soekarno, pernah memberikan sambutan pidato Hari Pahlawan. / Koleksi digital Leiden University Libraries

Sebagai dikatakan oleh Pejabat Ketua, maka pada ini hari akan dibuka sidang pertama daripada Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara. Dan pada saat itu, saja, Insya Allah, akan mengucapkan amanat yang oleh Pejabat Ketua dinamakan : Amanat Negara.

Saudara-saudara, hari ini bukan saja penting oleh karena Sidang pertama dari-pada Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dibuka, Insya Allah, tetapi juga oleh karena sebagai saudara-saudara mengetahui, hari ini adalah Hari Pahlawan, yang pada hari ini kita menghormati, memperingati jasa-jasa pahlawan-pahlawan kita, pahlawan-pahlawan dalam perjuangan kita, mencari pelaksanaan daripada segenap cita-cita kita.

Dalam mengingati segenap cita-cita kita, tidak boleh tidak kita harus ingat kepada apa yang di waktu yang akhir-akhir ini selalu saja namakan Amanat Penderitaan Rakyat.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Indonesia Jadi Tuan Rumah Pesta Olahraga Dunia Tahun 2032

Rakyat Indonesia sejak kehilangan kemerdekaannya, yakni sejak Indonesia dijajah oleh penjajah asing, yang berabad-abad lamanya, menjadilah satu rakyat yang menderita.

Menderita politik, menderita ekonomis, menderita sosial, menderita kultural; bahkan juga menderita dalam rasa hati kemanusiaannya. Maka jikalau kita berkumpul ada ini hari, pada hari yang amat penting ini penting kataku tadi oleh karena adalah Hari Pahlawan dan hari Pembukaan Sidang Pertama daripada MPRS; MPR Lembaga yang mutlak dituntut oleh Undang-Undang Dasar 45, maka tidak boleh tidak kita harus mengenangkan akan penderitaan rakyat itu.

Dan sebagai tiap-tiap rakyat yang menderita, maka rakyat Indonesia ingin melepaskan diri daripada penderitaan itu. Dan dalam usaha untuk melepaskan diri daripada penderitaan itu, sekali lagi rakyat Indonesia menjalankan penderitaan-penderitaan.

Baca Juga: Pidato Bung Tumo yang Membakar Semangat Pejuang dalam Pertempuran 10 November Surabaya

Korbanan yang amat pedih. Untuk mengakhiri penderitaan, rakyat Indonesia menjalankan penderitaan. Ini tampaknya adalah satu paradoks, tetapi paradoks sejarah, hisrorical-paradox. Penderitaan rakyat yang dilakukan oleh rakyat untuk melepaskan diri daripada penderitaan, sudah dikenal oleh kita semuanya. Dikenal olah kita semuanya dalam bentuk pahlawan-pahlawan yang gugur, yang mereka itu arwahnya pada ini hari kita peringati.

Dan Pahlawan-pahlawan yang gugur ini bukan saja yang gugur sejak kita memasuki taraf physical revolution di dalam usaha kita untuk melepaskan diri kita daripada penderitaan, tetapi pahlawan yang gugur, juga sebelum adanya physical revolution kita itu, Pahlawan yang gugur dalam abad ke-17, pahlawan-pahlawan yang gugur dalam abad ke-18, pahlawan-pahlawan yang gugur dalam abad ke-19, Pahlawan yang gugur dalam apa yang kita namakan Gerakan Nasional, dan bukan saja pahlawan yang gugur, tetapi kita pada ini hari juga memperingati semua pahlawan dari yang telah menunjukkan kepahlawanannya di atas padang pelaksanaan Dharma Bhakti terhadap kepada Ibu Pratiwi.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini