PORTAL PROBOLINGGO - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam acara KTT ke-23 ASEAN-Jepang yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada hari Kamis, 12 Oktober 2020.
Dalam pidatonya tersbeut, Jokowi menyampaikan ingin mengajak Jepang bekerja bersama-sama dalam memulihkan kawasan akibat pandemi Covid-19.
Memerangi pandemi Covid-19 masih harus terus dilakukan dengan berbagai upaya yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Lirik Lagu Himne Guru, Lagu Wajib Setiap Peringatan Hari Guru Nasional
Sementara itu, dalam upaya untuk menanggulangi hal tersebut, Presiden Jokowi berharap dapat memulihkannya bersama-sama dengan negara-negara untuk menggerakkan perekonomian tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
"Tahun 2019 misalnya, investasi Jepang di ASEAN mencapai US$20,3 miliar, terbesar kedua di Kawasan. Volume perdagangan ASEAN-Jepang mencapai US$225,9 miliar. Kunjungan wisatawan antara keduanya mencapai sekitar 10 juta orang," ujar Jokowi.
Jokowi menjelaskan terdapat dua hal bentuk kerja sama yang dapat dilakukan ASEAN dan Jepang untuk memulihkan kondisi perekonomian kawasan di tengah pandemi.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Hadiri 5 KTT ASEAN ke 37 Dalam Sehari, Bahas Hal Ini
Pertama adalah dengan bekerja sama percepatan pemulihan ekonomi itu sendiri. ASEAN dapat menjadi mitra utama Jepang dalam diversifikasi rantai pasokan sekaligus perluasan investasi.
"Pandemi juga mengajarkan kita bahwa ketahanan ekonomi sangat terkait erat dengan ketahanan kesehatan. Penguatan sistem ketahanan kesehatan harus menjadi prioritas kerja sama ASEAN dan Jepang," ujar Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menilai bahwa pendirian ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases menjadi krusial dan amat mendesak.
Baca Juga: Mengenali Gejala Postpartum Depression Yang Sering Disamakan Dengan Baby Blues Syndrome
Dalam pidatonya tersebut, Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia sendiri siap untuk menjadi tuan rumah bagi pusat operasi tersebut.
Kedua, ASEAN dan Jepang dapat bekerja sama untuk meningkatkan strategic trust dengan menciptakan situasi yang kondusif pada kawasan agar terciptanya kepercayaan dan keselamatan.
“Di tengah keterpurukan global, saat ini tidak ada ruang untuk trust deficit. Sebaliknya, strategic trust harus terus dipertebal,” ujar Jokowi.
Baca Juga: Lirik Lagu Himne Guru, Lagu Wajib Setiap Peringatan Hari Guru Nasional
Presiden Indonesia itu meyakini bahwa hal tersebut dapat dicapai apabila masing-masing pihak dapat mengedepankan paradigma win-win dan berkolaborasi satu sama lain.***
Artikel Rekomendasi