Boy William dan Puan Maharani Buka-bukaan, Matiin Mic hingga Candaan Jadi Presiden

- 13 November 2020, 19:55 WIB
Puan Maharani menjelaskan alasan mematikan mic ketika sidang pengesahan RUU ciptakerja
Puan Maharani menjelaskan alasan mematikan mic ketika sidang pengesahan RUU ciptakerja /Tangkapan layar conten dibalikpintu Boy William di Gedung DPR/



PORTAL PROBOLINGGO - Boy William bertandang ke Gedung DPR untuk menjumpai Ketua DPR RI Puan Maharani.

Dalam kanal YouTube Boy William yang diunggah pada 12 November 2020, Boy William berkesempatan berbincang-bincang dengan Puan.

Perbincangan antara Puan Maharani dan Boy William berawal dengan obrolan santai sembari mengelilingi gedung DPR.

Baca Juga: Sejarah Hari Guru Nasional yang Diperingati setiap tanggal 25 November

Puan Maharani juga secara terbuka berbicara kepada Boy William awal mula kiprahnya di dunia politik.

"Awalnya memang nggak suka banget. Sampai nikah, ditanya mau masuk politik nggak? 'nggak mau'. Kenapa? Ya karena saya lihat bapak ibu saya sibuk banget ngurusin politik, capek banget ngurusin orang terus" ungkap Puan sebagaimana dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari kanal YouTube Boy William.

"Terus ditawarin sama bapak saya mau masuk politik ngga? Ternyata i love it, it's fun " lanjut Puan Maharani.

Baca Juga: Puisi Hari Guru Nasional sebagai Ucapan Terima kasih kepada Guru, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Hingga akhirnya obrolan mereka mengarah pada candaan terkait menjadi presiden Republik Indonesia.

"Kalau aku jadi presiden coblos aku ya," ungkap Boy William dengan nada bercanda.

"Sebelumnya kampanye buat aku dulu ya," ungkap Puan menimpali candaan Boy William.

Selanjutnya, Boy pun menanyakan terkait perilaku Puan Maharani yang mematikan mik dan sempat menjadi viral.

"Itu kenapa kemaren kasus mik tiba-tiba bisa mati, kok bisa mati sih?" tanya Boy William.

Baca Juga: Polemik Pembakaran Hutan di Provinsi Papua, Benarkah Pembakaran Hutan Disengaja?

"DPR itu punya aturan, punya tata tertib, semua anggota DPR itu memang punya hak untuk bicara, kita yang pimpin itu ada berlima, siapa yang akan memimpin itu kesepakatan dari hasil rapat pimpinan, memang posisi duduknya begini, ketua di tengah wakil-wakil di kanan kiri, untuk menjaga jalannya persidangan berjalan baik dan lancar tentu saja pemimpin rapat harus bisa mengatur persidangan dengan baik dan benar," jelas Puan Maharani.

Menurut Puan Maharani bila satu orang sudah diberi kesempatan bicara, seharusnya bergantian dengan yang lain. Saat itu yang bersangkutan terus saja berbicara dan tidak memberi kesempatan pada yang lain.  Akhirnya pimpinan sidang saat itu yang kebetulan duduk di samping Puan meminta Puan mematikan mic.

Mic tersebut dimatikan agar pimpinan dapat mengatur jalannya persidangan,  membatasi penyampaian pendapat agar semua peserta sidang yang ingin berpendapat memiliki kesempatan. ***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x