Mengenal Pasar Tradisi Lembah Merapi, Pasar Eksotis Yang Bisa Jadi Opsi Wisata Era New Normal

23 November 2020, 09:08 WIB
Aktivitas jual beli era new normal Pasar Tradisi Lembah Merapi. /Instagram.com/@pasartradisilembahmerapi

PORTAL PROBOLINGGO - Pemerintah hingga saat ini terus mengupayakan kebangkitan pariwisata di Indonesia sebagai sektor paling terdampak pandemi Covid-19 dengan berbagai cara seperti sertifikasi CHSE dan simulasi protokol kesehatan dengan memperbolehkan sebagian pengunjung untuk berwisata.

Lebih lanjut, pemerintah juga mulai mendorong perkembangan pariwisata yang termasuk dalam '5 Bali Baru' pada daerah super prioritas, salah satunya Candi Borobudur.

Hal tersebut tentu membuat spot-spot wisata kecil di sekitarnya juga diharapkan turut merasakan geliat perkembangan pariwisata terutama di era new normal.

Baca Juga: Jelang Pilkada Serentak, Kapolri Idham Azis Larang Anggota Polisi untuk Berfoto

Salah satu destinasi wisata di sekitar Borobudur yang dibuka kembali di era new normal adalah Pasar Tradisi Lembah Merapi.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari berbagai sumber, destinasi wisata yang terletak di sebelah timur Borobudur ini berada di Bukit Gununggono, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Dibuka kembali oleh Bupati Magelang Zaenal Arifin pada 23 Agustus 2020 lalu, pasar wisata ini menyajikan suasana Jawa klasik yang dipadu dengan keindahan alam.

Baca Juga: Harga Emas G24 dan UBS Hari Ini Senin 23 November 2020 di Galeri 24, Emas G24 Rp 972.000 per 1 Gram

Pasar yang dikelola oleh BUMDes ini hanya buka pada hari Minggu pukul 06.00-12.00 WIB.

Waktu tersebut tentu akan terasa singkat karena di sana pengunjung akan disibukkan untuk berkeliling sambil menikmati beraneka jajanan khas daerah setempat seperti kacang rebus, lepet, gethuk, thiwul, gatot, kupat tahu, dan jajanan khas Magelang lainnya.

Tak hanya makanan, pasar ini juga menyediakan berbagai mainan jadul yang busa dijadikan cinderamata.

Baca Juga: Fadli Zon Tuding Panglima TNI Tidak Mengerti Demokrasi, Ternyata Ini Alasannya

Hal yang menambah atmosfer Jawa klasik sangat terasa di Pasar Tradisi Lembah Merapi adalah para penjual yang mengenakan pakaian khas jawa kuno.

Para pria menggunakan blangkon dan baju lurik-lurik cokelat hitam, sedangkan wanita memakai kain jarik.

Wadah makanan di tempat ini juga menggunakan barang-barang zaman dulu yaitu batok kelapa, gelas dari bumbung (potongan bambu), dan daun pisang sebagai pembungkus.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Liverpool vs Leicester, Tanpa Salah dan Van Dijk The Reds Tetap Bringas

Selain itu, untuk membeli barang di pasar ini tidak bisa menggunakan uang biasa melainkan uang berupa keping Dhono yang dihargai Rp2.000 per kepingnya.

Pasar yang dibuka kembali di era new normal ini tentu telah menerapkan protokol kesehatan ketat sesuai anjuran dari Bupati Zaenal Arifin dengan menyediakan tempat-tempat mencuci tangan, petugas yang memakai masker, serta pengecekan suhu badan untuk pengunjung.

Pasar tradisonal ini tak hanya bisa diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi saja. Bagi pengunjung yang ingin melihat-lihat suasana sekitar bisa menaiki angkot jurusan Muntilan-Talun.

Baca Juga: Dari Kabar FPI Dibubarkan Memanas hingga Mahfud MD Bongkar Ormas Ini Akan Diminta Ceramah

Untuk pengguna kendaraan pribadi yang berada di Kota Magelang, cukup berjalan ke arah selatan sampai ke Kota Muntilan kemudian belok kiri ke arah timur sampai Dusun Garonan. Lanjut belok kanan ke Bukit Gununggono.

Jika datang dari Jogja berjalanlah ke arah utara menuju Kota Muntilan, kemudian belok ke timur menuju Dusun Garonan. Setelah itu belok kanan menuju Bukit Gununggono.

Biaya parkir untuk kendaraan di sini sangat murah. Untuk sepeda motor cukup membayar Rp2.000 dan untuk mobil membayar Rp10.000.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa dilihat di Instagram Pasar Tradisi Lembah Merapi yaitu @pasartradisilembahmerapi. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler