Mengenal Lontong Dekem, Kuliner Unik Khas Pemalang, Jawa Tengah

18 Oktober 2020, 08:09 WIB
Lontong dekem. /ksmtour.com

PORTAL PROBOLINGGO - Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang termasuk dalam jalur pantura.

Letaknya yang cukup strategis membuat daerah ini kerap menjadi tempat persinggahan orang-orang yang melakukan perjalanan Jakarta-Surabaya.

Pemalang tak hanya merupakan daerah yang strategis, tapi juga kaya akan kuliner yang khas seperti grombyang, sate loso, tahu campur khas Pemalang, kamir Arab dan lontong dekem.

Dikutip dari ksmtour.com, lontong dekem merupakan gabungan dua kata yaitu lontong (makanan dari beras berbentuk panjang yang dibungkus daun pisang) dan dekem yang merupakan kata Bahasa Jawa yang berarti posisi duduk seperti orang jongkok (posisi duduk dengan kaki ditekuk).

Baca Juga: Anak 3 Tahun Kehilangan Seluruh Anggota Keluarga Akibat Serangan Rudal di Azerbaijan

Lontong dekem kemudian dapat diartikan sebagai lontong yang dinikmati dengan posisi (n)dekem. Beberapa orang berpendapat bahwa nama tersebut digunakan karena penjualnya yang duduk dengan posisi (n)dekem.

Sebagai makanan tradisional, lontong dekem punya sejarah tersendiri.

Makanan ini mulai dikenal sekitar tahun sembilan puluhan. Nama lontong dekem ternyata diambil dari cara pengolahannya.

Sebelum disajikan, lontong disiram dengan kuah santan, lalu ditumpahkan lagi.

Kemudian disiram lagi lalu ditumpahkan lagi begitu seterusnya hingga beberapa kali siraman sehingga lontong menjadi terendam karena menyerap kuah yang ada.

Baca Juga: 6 Tips Tidur Nyenyak bersama Orang yang Mendengkur, Salah Satunya Pakai Headset

Istilah terendam dalam Bahasa Jawa lokal Pemalang adalah dekem, sehingga makanan tersebut dinamakan lontong dekem.

Dalam satu piring, lontong dekem terdiri dari irisan lontong dengan kuah santan berwarna kuning seperti gulai lalu ditaburi serundeng kelapa, kerupuk, dan bawang goreng sebagai topping.

Lontong Dekem umumnya disajikan bersama sate. Biasanya warung yang menjual lontong dekem akan menyediakan dua jenis sate ayam yaitu sate goreng dan sate berkuah.

Sate goreng memiliki tampilan kering dan ditusuk dengan tusuk sate, sementara sate berkuah adalah sate goreng yang disajikan bersama kuah santan dengan taburan serundeng kelapa.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin: Vaksinasi Bentuk Ikhtiar Mencegah Penyakit

Umumnya, kerupuk yang digunakan untuk menaburi Lontong Dekem adalah kerupuk mi yang merupakan salah satu camilan khas daerah-daerah di wilayah pantura.

Lontong dekem sendiri sekilas memiliki tampilan layaknya lontong sayur. Hal yang membedakannya adalah lontong dekem diberi campuran daging bebek.

Selain itu, potongan lontong dekem lebih dibuat besar-besar daripada pada lontong sayur.

Kuah pada Lontong Dekem sekilas mirip dengan kuah gulai dengan tekstur yang lebih encer.

Baca Juga: Kemendag Ekspor 25 Kontainer Produk Indonesia ke Luar Negeri, Salah Satunya Produk UMKM

Umumnya, lontong dekem memiliki citarasa yang cenderung pedas. Namun rasa pedas yang muncul bukanlah karena cabai atau merica melainkan karena sereh sebagai salah satu bumbu kuahnya.

Jika Anda berminat menikmati lontong dekem, Anda bisa mengunjungi sentra lontong dekem di Jl. Piere Tendean, Alun-alun Pemalang, atau Jl. RE Martadinata.

Umumnya penjual lontong dekem membuka lapaknya pada siang hingga malam hari.

Harga per porsi lontong dekem adalah sekitar Rp7.000 dan untuk sate yang menjadi pelengkap biasanya dihargai Rp2.000-Rp3.000 per tusuknya.***

Editor: Hari Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler