PORTAL PROBOLINGGO - Joko Pinurbo adalah salah seorang penyair terkemuka Indonesia yang karya-karyanya telah menorehkan gaya dan warna tersendiri dalam dunia puisi Indonesia.
Dalam sebuah karyanya yang telah dibukukan, 'Selamat Menunaikan Ibadah Puisi', Joko Pinurbo menuliskan beberapa puisi tentang hujan.
Berikut ini beberapa diantaranya:
Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik SIM C Dikabarkan Akan Dapatkan BLT Rp900 Ribu dari Pemerintah
HUJAN KECIL
Karya: Joko Pinurbo
Hujan tumbuh di kepalaku.
Hujan penyegar waktu.
Memancur kecil-kecil.
Mericik kecil-kecil.
Dihiasi petir kecil-kecil.
Hujan masa kecil.
(2012)
Baca Juga: Mahfud MD: Di Indonesia Tidak Ada yang Harus Tanggung Jawab Terhadap Pernyataan Macron
KEBUN HUJAN
Karya: Joko Pinurbo
(1)
Hujan tumbuh sepanjang malam,
tumbuh subur di halaman.
Aku terbangun dari rerimbunan ranjang,
menyaksikan angin dan dingin hujan
bercinta-cintaan di bawah rerindang hujan.
Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan
dan daun-daun hujan
berguguran di kebun hujan,
bertaburan jadi sampah hujan.
(2)
Kudengar anak-anak hujan
bernyanyi riang di taman hujan
dan ibu hujan menyaksikannya
dari balik tirai hujan.
Pagi hari kulihat jasad-jasad hujan
berserakan di kebun hujan.
Air mataku berkilauan
di bangkai-bangkai hujan
dan matahari menguburkan
mayat-mayat hujan.
(2001)
Baca Juga: Indonesia Kecam Presiden Perancis, Jokowi: Terorisme Tidak Ada Hubungannya dengan Agama!
SAJAK INGATAN
Karya: Joko Pinurbo
Hujan masih mengingat saya
walau saya tak punya lagi daun hijau
yang sering dicumbunya dengan gila
sampai saya terengah-engah
menahan beratnya cinta.
Hujan masih mengingat saya
walau saya tinggal ranting kering
yang akan dipatahkannya
dan dibawanya hanyut dan sirna.
(2012)
Itulah beberapa puisi hujan karya Joko Pinurbo.***