Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik, Beserta Tips Mengolahnya

- 4 Maret 2021, 23:06 WIB
Sampah.
Sampah. / Pixabay/RitaE/Pixabay/RitaE

PORTAL PROBOLINGGO - Sebagian besar orang menganggap sampah organik dan anorganik adalah sama. Namun nyatanya, ada perbedaan yang cukup besar antara kedua jenis sampah ini.
 
Perbedaan paling mencolok adalah asal dari kedua limbah ini. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk, sementara anorganik adalah kebalikannya, yaitu sulit atau bahkan tidak dapat membusuk sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
 
Contoh sampah organik adalah sisa dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Sedangkan contoh sampah anorganik adalah logam, kaleng, plastik, kaca, dan lainnya.
 
 
Berikut ini beberapa contoh sampah dengan usia hancurnya:
 
Kertas: 2-5 bulan
Kulit jeruk: 6 bulan
Dus Karton: 5 bulan
Filter Rokok: 10-12 tahun
Kantong Plastik: 10-20 tahun
Kulit Sepatu: 25-40 tahun
Pakaian/Nylon: 30-40 tahun
Plastik: 50-80 tahun
Alumunium: 80-100 tahun
Styrofoam: tidak hancur
 
 
Perbedaan lain antara sampah organik dan anorganik adalah:
 
1. Sampah organik berasal dari organisme hidup atau pernah hidup, sementara sampah anorganik berasal dari materi yang sama sekali tidak hidup dan memiliki karakteristik seperti mineral.
2. Sampah organik terdiri dari karbon serta ikatan hidrogen, sedangkan sampah anorganik tidak mengandung sedikit pun karbon.
3. Perbedaan penting lainnya antara keduanya adalah sampah organik dipengaruhi oleh panas dan terbakar secara alami tetapi sampah anorganik tidak terbakar.
4. Menurut penelitian, sampah organik lebih kompleks daripada sampah anorganik, terutama karena komposisinya.
5. Lalu sampah organik tidak dapat membentuk garam, sedangkan sampah anorganik larut dalam air sehingga mudah membentuk garam.
 
 
Mengolah Sampah Organik
 
Sampah organik adalah sampah yang secara alami dapat hancur dengan sendirinya, namun dengan aktivitas manusia yang tidak ada hentinya, bisa saja sampah justru menumpuk lebih cepat dibanding proses penguraian itu sendiri.
 
Karena itu, cara paling umum untuk mengolah sampah organik adalah dibakar. Namun proses pembakaran akan menghasilkan karbon yang beracun dan justru mengakibatkan polusi.
 
Karena pada dasarnya manusia ingin hidup di lingkungan yang bersih, maka daur ulang menjadi pilihan terbaik untuk mengolah sampah ini.
 
Bisa juga sampah organik, terutama sisa makanan, untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
 
 
Mengolah Sampah Anorganik
 
Sampah jenis ini adalah yang paling sulit, karena sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami, meskipun ada beberapa yang dapat diurai, tetap membutuhkan waktu yang sangat lama.
 
Pengolahan limbah ini adalah perkara yang cukup serius, karena ini ada kaitannya dengan sumber daya untuk membuat bahan-bahan tersebut, dan sekaligus polusi yang diakibatkan pabrik yang membuatnya.
 
Karena itu, cara terbaik untuk mengolah sampai jenis ini adalah dengan daur ulang. Limbah anorganik ini dapat dijadikan sampah komersil atau dijadikan produk lain yang laku dijual.
 
 
Plastik wadah makanan, botol, gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas (koran, HVS, maupun karton) adalah beberapa contoh limbah anorganik yang dapat diolah kembali menjadi produk baru dan dapat dijual.
 
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setiap tahunnya Indonesia diperkirakan menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton.
 
Dengan 60% didominasi oleh sampah organik. Sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14% disusul sampah kertas 9% dan karet 5,5%. Sampah lainnya terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.***
 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x