Bupati Lumajang Apresiasi Inovasi Penggunaan Burung Hantu Untuk Tanggulangi Hama Persawahan

31 Agustus 2020, 19:34 WIB
Cak Thoriq serahkan burung hantu kepada kelompok tani tempursari /Pemkab Lumajang/

PORTAL PROBOLINGGO - Untuk menjaga ekosistem sebuah area persawan perlu dilakukan sebuah tindakan pengendalian.

Dalam rantai makanan pada area persawahan terdapat salah satu elemen yaitu hama tikus.

Perlu dilakukan tindakan agar hama tikus pada ekosistem sawah bisa dikendalikan dan tidak semakin banyak.Salah satu pengendaliannya dengan menggunakan burung hantu.

Sebagaimana diberitakan KABAR LUMAJANG sebelumnya dalam artikel Cak Thoriq Dukung Burung Hantu Sebagai Pengendali Hama Persawahan

Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) menilai, upaya pengembangbiakkan burung hantu dirasa tepat untuk menanggulangi serangan hama tikus di area persawahan.

Mengingat, burung hantu sangat efektif untuk mengendalikan hama tikus yang kerap membuat tanaman padi para petani terancam gagal panen.

Dikutip dari laman resmi Pemkab Lumajang, Minggu 30 Agustus 2020, Cak Thoriq tengah menyerahkan Burung Hantu jenis Serak Jawa (Tyto Alba) kepada Kelompok Tani Sumoroto II, di wilayah Desa Tempurejo Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang.

Hal ini sebagai bentuk dukungan akan penggunaan burung hantu sebagai pengendali hama bagi para petani.

“Keberadaan burung hantu sangat bermanfaat untuk menanggulangi serangan hama tikus di area persawahan, karena burung hantu sangat efektif untuk mengendalikan hama tikus merusak tanaman yang dapat menggagalkan panen,”ujar Cak Thoriq.

Menurut dia, ide dan inovasi yang dilakukan oleh salah satu Kelompok Tani yang berada di wilayah Kecamatan Tempursari tersebut luar biasa, karena menyelesaikan problem pertanian dengan cara yang benar yaitu salah satunya dengan melakukan pengembang biakan burung hantu jenis Tyto Alba.

"Kita sering kali begitu ada hama tikus selalu berpikir untuk menyelesaikannya dengan cara diberikan obat, namun Kelompok Tani Sumoroto II memiliki ide dan inovasi yang luar biasa, karena kelompok tani ini bersepakat untuk menyelesaikan problem pertaniannya dengan cara yang benar dengan mengembangbiakkan burung hantu," ujarnya.

Dirinya juga berharap, agar inovasi dengan pemanfaatan burung hantu kembali dibudidayakan di sekitar areal persawahan, dan dapat dijadikan contoh bagi pertanian di kelompok tani yang lain.

"Semakin banyak burung hantu disekitar persawahan, maka hama tikus akan semakin berkurang. Dengan begitu, Saya berkeinginan begitu ini lebih produktif dan persawahannya lebih bagus harapannya nanti punya nilai tambah,"tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Cak Thoriq juga berpesan agar budidaya burung hantu tetap dijaga secara bersama-sama, jangan sampai ada warga yang ingin memburu burung hantu ini dengan cara ditembak.

Sementara itu, untuk saluran irigasi harus ditata, karena para petani pastinya mengerti bagaimana caranya membuat saluran air dan mendapatkan air.

Maka, semua itu harus dilakukan dengan musyawarah antar petani, sehingga nantinya tidak ada lagi kesalah pahaman antar petani terkait saluran air. (Rifqi Danwanus/ Kabar Lumajang).***



Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Kabar Lumajang

Tags

Terkini

Terpopuler