PORTAL PROBOLINGGO – Pengamatan terus dilakukan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengingat status Gunung Merapi telah dinaikkan menjadi Level III Siaga sejak hari Kamis, 5 November 2020.
Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman BNPB, BPPTKG telah memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi pada hari Senin, 23 November 2020, hingga pukul 24.00 WIB, dan telah terdengar suara guguran sebanyak sembilan kali (lemah-keras) dari Pos Babadan dan Pos Kaliurang dengan suhu udara adalah 14-27,5 derajat celcius.
Selain itu, berdasarkan hasil rekaman seismograf oleh BPPTKG, telah mencatat gempa guguran terjadi sebanyak 33 kali, gempa hembusan 83 kali, 399 gempa hybrid/fase banyak, 37 gempa vulkanik dangkal dan 3 kali gempa tektonik jauh.
Baca Juga: Tanggal Gajian Tiba, Shopee Gajian Sale Punya Promo Spesial buat Kamu!
Untuk laju rata-rata deformasi yang diukur berdasarkan Electronic Distance Measurement (EDM) Babadan, ialah sebesar 11 sentimeter per hari.
Menurut pantauan BPPTKG, secara visual terlihat asap berwarna putih dengan intensitas tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Berdasarkan hasil dari pengamatan tersebut, BPPTKG memberikan rekomendasi bahwa kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III agar dihentikan.
Baca Juga: Hari Guru Nasional 25 November, Kemendikbud Apresiasi Guru sebagai Penggerak dan Penuh Inovasi
Diimbau bagi para pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Artikel Rekomendasi