Network
PORTAL PROBOLINGGO – Mengantisipasi hujan abu dari erupsi Gunung Merapi, proses penutupan stupa Candi Borobudur di Kabupaten Mageleng dengan terpaulin masih dilanjutkan oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB).
Stupa Candi Borobudur yang sudah ditutupi terpaulin berada di lantai 8 dan 9. Di lantai 8 terdapat 32 stupa, dan di lantai 9 terdapat 24 stupa candi. Berdasarkan data BKB, total jumlah stupa sebanyak 56 stupa.
Penutupan stupa juga dilakukan pada di lorong 3, 4, 5 dan 6, dengan warna berbeda. Menariknya saat siang hari, dapat memantulkan sinar di dinding candi dengan warna beragam.
Baca Juga: Surya Paloh Ketua Nasdem Positif Terkena Covid 19
Selain itu, alasan penutupan di lorong tersebut karena terdapat saluran air atau drainase. Sehingga dikhawatirkan apabila abu masuk di saluran air, semakin sulit dibersihkan. Tak hanya itu, pada stupa tersebut terdapat lubang-lubang, apabila abu masuk juga akan sulit dibersihkan.
Pamong Budaya Ahli Madya BKB, Yudi Suhartono, mengungkapkan upaya tersebut sebagai kesiapan BKB guna meminimalisir dampak bahaya abu vulkanik terhadap candi. Salah satunya adalah pada saluran drainase dan pelapukan batunya.
"Selain mencegah pelapukan batu karena di bawah ada saluran drainase yang harus kita lindungi," ungkapnya. Saat ditemui pada hari Selasa, 24 November 2020. Sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman Pemkab Magelang.
Baca Juga: Inilah Cara Jokowi dan Anies Mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional Kepada Seluruh Guru di Indonesia
Belajar dari pengalaman Merapi 2010 dan Kelud 2014 yang meletus, dan mengeluarkan abu vulkanik hingga Candi Borobudur. Saat itu abu vulkanik memiliki pH 3-4, asam. Ketika pH asam itu mengenai batu candi, maka mengalami kerusakan, sehingga penutupan stupa tersebut dilakukan.
Artikel Rekomendasi