5 Hal yang Harus Dilakukan saat Minum Kopi agar Kafein Tidak Berlebihan

- 2 Desember 2020, 20:15 WIB
Secangkir kopi.
Secangkir kopi. /pixabay/shixugang Attac

PORTAL PROBOLINGGO - Kebanyakan orang mungkin tidak boleh minum satu gelas kopi sehari. Bagi mayoritas orang dewasa yang sehat, mampu mengkonsumsi hingga 400 miligram kafein dalam sehari.

Seberapa banyak cangkir kopi yang dapat diminum dengan aman bergantung pada beberapa hal, termasuk seberapa sensitif tubuh terhadap kafein.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari The Healthy, Berikut 5 hal yang harus untuk minum kopi agar kafein tidak berlebihan.

Baca Juga: Resep Ketoprak, Makanan yang yang Familiar di Indonesia dan Mudah Dibuat

1. Kandungan kafein dalam kopi

Penting untuk dicatat bahwa jumlah kafein dalam kopi dapat sangat bervariasi. Merek dan olahan yang berbeda semuanya menentukan berapa banyak kafein yang terkandung dalam satu cangkir kopi.

2. Sensitivitas kafein

Ada banyak variasi dalam seberapa sensitif orang terhadap efek kafein. Sebagian orang, bahkan ketika minum satu cangkir kopi biasa sehari dapat menyebabkan efek tidak nyaman seperti gelisah, gelisah, gugup, dan gangguan tidur.

Ada banyak faktor yang mungkin membuat perbedaan seseorang dalam merespon kafein. Misalnya, orang mungkin memiliki perbedaan genetik yang menghasilkan variasi dalam sistem enzim hati yang bertanggung jawab untuk memetabolisme, atau menghancurkan, kafein dalam tubuh. Akibatnya, kafein dapat dimetabolisme lebih cepat oleh beberapa orang daripada yang lain, yang berarti ia memiliki lebih sedikit kesempatan untuk bertahan di dalam tubuh dan menyebabkan efek farmakologis.

Baca Juga: Waspada Erupsi Gunung Semeru, BPBD Siapkan Tenda Pengungsian untuk Masyarakat Sekitar

3. Faktor gaya hidup dan toleransi kafein

Selain perbedaan genetik, orang yang sering mengonsumsi kafein akan membangun toleransi terhadap efeknya. Dosis umum mungkin mulai berhenti terhadap efek samping karena tubuh membuat penyesuaian dengan paparan yang konsisten.

Merokok juga dapat membuat kurang sensitif terhadap kafein. Merokok menyebabkan produksi enzim hati yang memecah kafein, yang berarti bahwa perokok metabolisme kafein lebih cepat dan mungkin memerlukan lebih banyak untuk merasakan efeknya.

4. Kondisi kesehatan, obat-obatan, dan kafein

Beberapa kondisi kesehatan dan pengobatan mungkin mengharuskan untuk melakukan upaya ekstra agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi kafein. Kondisi ini termasuk penyakit jantung dan kecemasan.

Baca Juga: Lirik Lagu Anak Kambing Saya, Lengkap Beserta Asal dan Penciptanya

Kafein untuk sementara meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga jumlah yang tinggi dapat menimbulkan resiko bagi penderita penyakit jantung. Secara khusus, individu dengan fibrilasi atrium dan hipertensi dapat mengalami gejala seperti peningkatan tekanan darah dan detak jantung tidak teratur.

Minum minuman dengan jumlah kafein rendah juga penting bagi orang dengan kecemasan, gangguan tidur, migrain , atau penyakit refluks gastroesofagus (GERD).

5. Kehamilan dan asupan kafein

Sangat penting untuk membatasi asupan kafein jika hamil karena kafein melewati plasenta ke bayi. Kafein dimetabolisme lebih lambat pada wanita hamil. Ini berarti wanita mungkin terasa lebih sensitif selama kehamilan. Juga tidak ada konfirmasi ilmiah yang baik tentang jumlah pasti yang aman untuk bayi.

Baca Juga: Siapkan Tempat Evakuasi Gunung Semeru, Bupati Lumajang Himbau Masyarakat Tenang dan Ikuti Arahan

Ibu menyusui mungkin juga perlu menjaga konsumsi kafein tetap rendah karena dapat memengaruhi ASI. Sekali lagi, batasan terbaik tidak jelas.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini