Pakar Kesehatan Beri Rekomendasi Masker Terbaru Jelang Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia

- 28 Februari 2021, 12:30 WIB
Ilustrasi rekomendasi masker terbaru dari pakar kesehatan.
Ilustrasi rekomendasi masker terbaru dari pakar kesehatan. /Pixabay/Jordy_Nijenhuis

PORTAL PROBOLINGGO - Pandemi Covid-19 di Indonesia akan berulang tahun pertama pada awal bulan Maret mendatang.

Satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia telah dilewati dengan duka cita. Ada banyak sekali kesedihan yang muncul selama setahun terakhir.

Meski telah 'babak belur', penderitaan sepertinya belum akan berakhir. Pandemi Covid-19 masih berlangsung di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Daftar Harga Mobil Bekas Toyota Avanza 2017 Sampai 2019 Wilayah Jabodetabek

Walaupun vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan, tetapi masih perlu waktu untuk menyelesaikan dan membuktikan kemanjurannya. Oleh sebab itu, masyarakat masih harus menaati protokol kesehatan (Prokes), termasuk memakai masker.

Beberapa waktu lalu, sejumlah pakar kesehatan menyarankan pemakaian dua masker karena varian baru virus corona lebih mudah menyebar daripada versi virus sebelumnya.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari PORTAL JEMBER dalam artikel "Jelang Setahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Rekomendasi Masker dari Pakar Kesehatan", sebagian mereka berpendapat, orang sebaiknya mengenakan masker bedah, atau masker kain setelah masker bedah, atau masker N95 yang dipakai dengan baik.

Baca Juga: Daftar Harga Mobil Bekas Toyota Avanza 2017 Sampai 2019 Wilayah Jabodetabek

Ketua Terpilih PB IDI sekaligus Ketua Tim Mitigasi Covid-19 PB IDI, Dr. Muhammad Adib Khumaidi, saat ini tidak merekomendasikan masker kain karena ketiadaan fungsi filtrasi.

"Kami tidak merekomendasikan masker kain karena fungsi untuk filternya tidak ada. (Kita) harus melihat kondisi di mana kita berada, kalau sebagai tenaga medis memang disarankan N95. Ini pun tidak boleh dipakai terus menerus," ujar Adib.

Adib mengingatkan, masker bedah ataupun N95 sebaiknya tidak digunakan lebih dari empat sampai lima jam karena fungsi perlindungannya bisa menurun seiring waktu pemakaian.

Baca Juga: Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah Resmi Dijadikan Tersangka KPK, Begini Kronologi Penangkapannya

Masker menghalangi partikel air liur yang keluar dari mulut dan hidung. Partikel-partikel ini dapat membawa virus SARS-CoV-2 dari satu orang ke orang lain, jadi memakai masker membantu untuk menghentikan penularan itu.

Dari sisi perlindungan, N95 diketahui lebih baik dalam memblokir setidaknya 95 persen partikel kecil di udara, termasuk partikel berdiameter tiga persepuluh mikron, menurut Scientific American.

Masker kain melindungi orang lain dengan menjaga partikel-partikel itu keluar dari udara sekaligus melindungi pemakainya agar tetesan infeksi di udara tidak mencapai hidung atau mulut.

Baca Juga: Pemain Film Komedi Hongkong yang berperan Sebagai Paman Boboho, Ng Man-Tat Meninggal Dunia Akibat Kanker Hati

Sementara itu, masker bedah memblokir lebih sedikit partikel terkecil, tetapi menawarkan lebih banyak perlindungan bagi pemakainya daripada masker kain satu lapis, menurut tinjauan studi dalam jurnal The Lancet pada bulan Juni 2020.

Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) sekaligus epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, mengatakan, pada prinsipnya mengenakan masker kain tiga lapis (dengan tingkat kerapatan benang tinggi) tidak salah.

Dalam beberapa kasus, masker kain berkualitas lebih tinggi ini dapat menyaring hampir 50 persen partikel halus yang berdiameter kurang dari 1 mikron.

Baca Juga: Daftar UKT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Virus corona sendiri berdiameter sekita 0,1 mikron dan dapat dibawa dalam aerosol yang berukuran lebih kecil dari 5 mikron juga tetesan yang lebih besar.

Untuk masyarakat umum, menempatkan masker kain setelah masker bedah mungkin merupakan pilihan terbaik, menurut Popular Science.

Baca Juga: KPK yang Dulu Berbeda Dengan yang Sekarang, Fahri Hamzah Ungkapkan Pendapatnya

Scott Segal dari Thomas H. Irving Professor and Chair Department of Anesthesiology di Wake Foesrt Baptist Health, Winston-Salem, North Carolina seperti dikutip dari Health mengatakan, ide mengenakan dua masker masuk akal jika kemampuan filtrasi satu masker tidak terlalu kuat.*** (Mohammad Syahrial/PORTAL JEMBER)

Editor: Mohammad Syahrial

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x