Network
PORTAL PROBOLINGGO - Menikmati kopi kini telah menjadi tren sekaligus kebiasaan tersendiri bagi sebagian orang.
Dalam secangkir kopi, terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi karakter rasa dan aroma yang mampu ditangkap oleh indra manusia, salah satunya ketinggian tanam.
Terdapat piramida karakter rasa berdasarkan ketinggian tempat kopi ditanam. Piramida ini menjelaskan bagaimana kompleksitas rasa akan semakin tinggi seirig dengan bertambahnya ketinggian tanam.
Pada ketinggian paling rendah untuk menanam kopi (600-800 mdpl) akan menghasilkan rasa yang lembut dan aroma yang simpel (sangat identik dengan kopi). Karakter rasa tersebut biasanya dimiliki oleh kebanyakan kopi robusta.
Ketika ditanam pada ketinggian 900-1200 mdpl, masih ada rasa lembut yang dihasilkan ditambah sedikit rasa manis. Umumnya kopi dengan karakter rasa ini adalah kopi-kopi single origin dari Brazil.
Penanaman yang lebih tinggi lagi yaitu pada 1200-1500 mdpl, akan menghasilkan karakter rasa dan aroma yang mulai kompleks seperti asam citrus, aroma vanilla, aroma coklat, dan aroma kacang-kacangan.
Kopi yang memiliki karakteristik seperti itu adalah kopi-kopi dari Jawa, Sumatra, Guatemala, dan Meksiko.
Penanaman pada ketinggian di atas 1500 mdpl akan menghasilkan aroma dan rasa yang lebih kompleks seperti asam buah-buahan, aroma floral, beri, dan wine.
Tak hanya karakter rasa dan aroma, ketinggian juga mempengaruhi fisik dari biji kopi ketika masih mentah seperti jenis dan bentuk belahan (fissure) pada biji kopi.
Kopi dengan ketinggian tanam di atas 1200 mdpl, bijinya akan memiliki jenis belahan yang cenderung tertutup dan berbentuk zig-zag atau melengkung.
Sebaliknya, kopi yang ditanam pada ketinggian di bawah 1200 mdpl akan memiliki jenis belahan yang terbuka dan cenderung lurus.***
Artikel Rekomendasi