Jadi Ikon Imlek, Ternyata Ini Makna Pertunjukkan Barongsai Di Masa Lalu

30 Januari 2021, 21:46 WIB
Pertujukan Barongsai /cegoh/

PORTAL PROBOLINGGO - Selain berkumpul bersama keluarga dan menyajikan aneka hidangan khas, Tahun Baru Imlek tak lepas dari pertunjukan Barongsai.

Tarian tradisional Tiongkok yang dilakukan oleh setidaknya dua orang dalam satu sarung yang menyerupai singa dalam bentuk boneka ini kerap tampil di berbagai kelenteng, pawai, atau bahkan di pusat perbelanjaan.

Barongsai bagi masyarakat mungkin adalah hiburan di kala Tahun Baru Imlek. Namun, dalam cerita yang konon terjadi ribuan tahun lalu, barongsai memiliki makna tersendiri dengan versi yang berbeda.

Baca Juga: Tertunda Karena COVID-19, Olimpiade 2020 Tokyo, Akan Dilaksanakan Tahun Ini Dengan Tetap Menghadirkan Penonton

Baca Juga: Gempa Bumi Lagi-lagi Mengguncang Seluma Bengkulu, BMKG Beri Arahan Seperti Ini

Dikutip dari berbagai sumber, saat musim semi tiba di Tiongkok, atau tepatnya saat Imlek, adalah waktu para Dewa dan Dewi untuk menghadap Raja Langit atau Raja Kayangan.

Karena Dewa dan Dewi yang tidak menjaga bumi, datanglah para roh jahat atau setan yang berniat mengganggu manusia.

Hal itu membuat penduduk takut, sehingga terciptalah ide untuk memainkan kostum barongsai yang sebelumnya telah dibacakan doa di tempat-tempat ibadah atau kelenteng dengan tambahan atribut kostum serba warna merah atau warna cerah lainnya, angpao, serta kembang api dan petasan demi mengusir roh-roh jahat tersebut.

Baca Juga: BTS Kembali Ukir Prestasi, Dynamite Versi Koreografi Jadi MV ke-31 yang Capai 100 Juta Penayangan

Baca Juga: Trending di Youtube, Begini Perjalanan Cinta Evan Marvino Pemeran Atta dalam Sinetron Putri untuk Pangeran

Selain itu, ada versi berbeda yang menyebutkan bahwa pada masa Dinasti Qing, pada sebuah wilayah di Tiongkok, ada makhluk menyeramkan seperti monster bernama Nian yang mengganggu ketenteraman hingga membuat penduduk setempat takut dan resah.

Pada saat itu, muncul sosok singa dengan sisik naga di sekujur tubuhnya atau Barongsai, yang melindungi masyarakat dan menghalangi Nian hingga kalah dan lari tunggang-langgang. Singa itu kemudian pergi, meninggalkan penduduk yang sudah merasa aman.

Ternyata, Nian yang kecewa berniat untuk membalas dendam tanpa sepengetahuan masyarakat. Setelah Nian datang kembali, masyarakat pun kembali panik dan bingung mencari-cari singa yang dapat mengalahkan Nian saat itu.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Ketahuan Mainkan Game Beggar Life 2 Seperti 3 Tahun Lalu, Penggemar Dibuat Gemas

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Seraut Wajah - Ebiet G Ade Kunci D

Akhirnya, mereka menciptakan kostum Barongsai seperti yang sering bisa disaksikan saat ini. Nian pun kembali merasa ketakutan dan lari.

Sejak saat itu, barongsai kerap digunakan untuk mengisi berbagai acara seperti peresmian toko atau kedai, pernikahan, dan tak terkecuali Imlek demi mencegah Nian datang kembali.

Barongsai sendiri dalam sejarahnya diperkenalkan ke berbagai negara oleh para pedagang Jalur Sutra dan akhirnya mengalami akulturasi atau perbauran budaya sesuai negara masing-masing.

Baca Juga: Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati Resmi Menikah, Tak Butuh Waktu Lama untuk Jadi Suami Istri

Baca Juga: Rekomendasi 6 Tanaman Hias Gantung Cocok untuk Indoor dan Outdoor, dari Begonia hingga Million Bells

Di Tiongkok, kesenian ini dikenal dengan nama "Wu Shi", atau yang secara internasional lebih populer dengan nama "Lion Dance".

Setelah diperkenalkan dan populer di Indonesia, "Wu Shi" kemudian dinamai Barongsai yang terdiri dari kata "Barong" dan "sai".

Barong adalah kesenian Indonesia dari Bali dengan penarinya yang menari menggunakan boneka atau kostum Barongan, sedangkan “sai” berasal dari bahasa Hokkian yang berarti singa.

Baca Juga: Resep Bubur Ketan Hitam yang Enak, Manis, Gurih dan Mudah Dibuat

Baca Juga: Ada Suga dan RM BTS hingga Lisa dan Jennie BLACKPINK, Ini Aksi Idol KPop yang Membela Rekannya Ketika Dibully

Barongsai sendiri dalam budaya Tionghoa memiliki makna yang luas berdasarkan bagian tubuhnya dan mewakili simbol tertentu, yaitu:

- Tanduk Barongsai (mewakili tanduk atau jambul burung) memiliki makna kehidupan, generasi, serta mewakili unsur perempuan.

- Telinga dan Ekor (mewakili makhluk mistis) memiliki makna kebijaksanaan dan keberuntungan.

- Tulang belakang (mewakili ular) memiliki makna pesona dan simbol kekayaan.

- Punuk di belakang kepala (mewakili kura-kura) memiliki makna umur yang panjang.

- Dagu dan jenggot (mewakili naga) memiliki makna kepemimpinan, kekuatan, serta mewakili unsur laki-laki.

Baca Juga: Ganti dengan yang Baru, Inilah 5 Tanda Masker Kain Sudah Tidak Ampuh Cegah Virus Corona

Baca Juga: Selain Penahan Rasa Kantuk, Inilah 5 Manfaat Kopi untuk Kesehatan

Selain itu, tubuh barongsai pada umumnya tersusun dari lima warna yang memiliki makna arah dalam kompas serta unsur-unsur kehidupan, yaitu:

- Kuning: melambangkan bumi (pusat)

- Hitam: melambangkan air (utara)

- Hijau: melambangkan kayu (timur)

- Merah: melambangkan api (selatan)

- Putih: melambangkan logam (barat)

Instrumen musik yang mengiringi Barongsai juga memiliki makna tersendiri. Umumnya, terdapat tiga instrumen musik utama yang mengiringi pertunjukan Barongsai, yaitu drum, simbal, dan gong.

Baca Juga: Inilah Usia Terbaik untuk Menikah Menurut Studi, Berpotensi Menekan Risiko Perceraian

Baca Juga: Manfaat Bawang Putih untuk Kesehatan, Salah Satunya Menghilangkan Jerawat

Suara dari drum memberikan penekanan dan arahan pada gerakan serta manuver dari Barongsai, sedangkan instrumen simbal dan gong menggambarkan emosi dari Barongsai.

Itulah sejarah singkat mengapa Barongsai menjadi pertunjukkan yang "wajib" saat Imlek beserta makna di setiap bagian dari barongsai dan pertujukkan itu sendiri.***

 

Editor: Elita Sitorini

Tags

Terkini

Terpopuler